Dialog Syeikh Abdul Qadir Jailani dan Malaikat Maut

 
Dialog Syeikh Abdul Qadir Jailani dan Malaikat Maut
Sumber Gambar: Syeikh Abdul Qadir Jailani (foto istimewa)

Laduni.ID, Jakarta – Syeikh Abdul Qadir Jailani adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme. Ia adalah orang Kurdi atau orang Persia.

Beliau Syeikh Abdul Qadir Jailani orang Kurdi yang lahir pada tanggal 1 bulan Ramadhan, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi yang memiliki banyak sekali karomah seperti Mampu terbang di udara dan memandang Laul Mahfudz,  mendidik Jin dan makhluk Ghaib, dan masih banyak yang lainnya.

Beliau juga pernah berdialog langsung dengan Malaikat Maut seperti dikutip dalam ceramah di akhir bulan Rajab 546 H di Madrasah, Syekh Abdul Qadir Jailani menuturkan: Imam Junaid Al-Baghdadi Rahimahullah sering kali mengatakan:

“Apa yang dapat kuperbuat terhadap diriku? Aku ini hanya seorang hamba dan milik Majikanku.”

Dia telah menyerahkan dirinya kepada Allah, tidak memiliki pilihan lain selain terhadap-Nya dan tidak mengusik-Nya. Junaid telah rela dengan apa pun yang ditakdirkan kepadanya. Hatinya telah menjadi baik dan nafsunya telah tenang.

Dia telah mengamalkan firman Allah Azza wa Jalla, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang shaleh.” (QS Al-‘Araf: 196)

Pada suatu malam, aku mengingat kematian, dan aku menangis dari awal malam hingga waktu sahur tiba. Aku berdoa, “Ya Tuhanku, aku mohon kepadamu agar malaikat mautt tidak mencabut nyawaku, tapi Engkau sendiri yang mencabutnya.

“Kemudian, aku tertidur, lalu aku bermimpi melihat seorang tua yang mengagumkan dan menawan. Dia kemudian masuk dari arah pintu, dan aku bertanya kepadanya: “Siapakah engkau?”

Lalu, dia menjawab, “Aku malaikat maut.”

Aku katakan kepadanya, “Aku telah meminta kepada Allah agar Dia sendiri yang mencabut nyawaku, bukan engkau yang akan mencabutnya.”

Malaikat itu balik bertanya, “Lalu mengapa engkau meminta hal itu? Apa dosaku? Aku hanyalah hamba yang mengikuti perintah. Aku diperintahkan bersikap lemah lembut terhadap suatu kaum dan bersikap kasar kepada kaum yang lainnya.” Kemudian, dia memelukku dan menangis, maka aku pun menangis bersamanya.

Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Betapa banyak hati yang terbakar oleh kecintaan kepada dunia, padahal di dadanya ada Al-Quran. Sementara, banyak orang saleh yang selalu bangun malam mendirikan shalat malam, beramar makruf nahi munkar. Tangan mereka itu terbelenggu oleh sikap wara’ sehingga meninggalkan dunia, dan keinginan mereka mencari Tuhan mereka begitu kuat. Maka, infakkan harta kalian kepada mereka itu. Sebab, di kemudian hari mereka itu akan mendapatkan kekuasaan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.”


Source: Dikutip dari kitab Fath Rabbani