Biografi Raden Ali, Pendakwah Islam di Sidoarjo

 
Biografi Raden Ali, Pendakwah Islam di Sidoarjo

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru

3.    Penerus
3.1  Anak-anak

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Mendirikan Pesantren
4.2  Karier
4.3  Karomah

5.   Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
Raden Ali adalah seorang ulama’ pembuka (babat) tanah Ngelom Pesantren pada sekitar tahun 1261 Hijriyah dipekirakan 1845 Masehi, beliau juga seorang Waliyullah ahli Thariqah Syaththariyah, penyebar dan peletak dasar ajaran Islam yang berhaluan faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah di daerah Ngelom Sepanjang dan sekitarnya, Beliau juga Mu’assis Pondok Pesantren Salafiyah Bahauddin Ngelom Taman Sepanjang Sidoarjo.

Dalam tubuh Raden Ali mengalir darah keturunan Ki Ageng Selo. Raden Ali dilahirkan dari seorang Ayah bernama Raden Mas Pangeran Kerthoyudo putra Sultan Agung Dipura, Ibunda Beliau bernama Raden Ayu Ibu, putri Raden Mas Kantri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Mas Umbul Suwelas putra dari Al Karomah Al Akbar Al Khoir Ahmad atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Ronggo, Sultan Ngaloga.

Perjalanan hidupnya, semenjak kecil Raden Ali telah menjadi seorang anak yatim piatu. Ayahandanya Raden Mas Pangeran Kerthoyuda telah meninggal dunia ketika beliau masih berumur sepuluh bulan berada dalam kandungan Ibundanya. Kemudian ketika usia kandungan Sang Ibunda telah berumur sebelas bulan ia terlahir ke dunia, namun tak lama kemudian sang Ibunda pun juga meninggal, meninggalkan Raden Ali kecil yang masih berumur satu bulan. Kemudian Raden Ali kecil diasuh oleh Kyai Gibah dan istrinya.

1.2 Wafat
Tidak ada satu catatan pun ditemukan yang menulis cerita tentang tahun, bulan, tanggal dan hari wafat Mbah Raden Ali. Akan tetapi dapat diketahui dari berita turun temurun yang disampaikan dari mulut ke mulut yang menyatakan bahwa Mbah Raden Ali meninggal pada  bulan   Sya’ban hari keketujuh belas. Sedangkan mengenai tahun wafat beliau, informasi yang diterima oleh penulis dari beberapa orang, ternyata banyak terjadi perbedaan pendapat, yang semuanya tidak bisa dipertanggung jawabkan akurasi kebenarannya.

Jenazah Raden Ali di semayamkan di Kompleks pemakaman keluarga, di desa Ngelom Pesantren Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, tepatnya berada di sebelah selatan Masjid Bahauddin, depan Madrasah Aliyah Bahauddin Ngelom.

1.3 Riwayat Keluarga
Raden Ali menikahi seorang wanita sholehah, dari pernikahan itu beliau dikaruniai beberapa anak.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Masa Menuntut Ilmu

Saat mengasuh Raden Ali kecil, Kyai Gibah bersama istrinya senantiasa merasa bahagia, terlebih sejak kecil Raden Ali tidak pernah mengalami sakit-sakitan. Pun juga, Kyai Gibah merasa ada yang istimewa ketika mengasuh Raden Ali kecil, tanaman mentimunnya selalu panen dengan hasil yang melimpah, rizkinya pun semakin hari semakin bertambah banyak pula.

Semenjak kecil Raden Ali telah memiliki sifat menjauhi cinta dunia. Kemudian setelah Raden Ali beranjak dewasa beliau melakukan puasa riyadloh, dan berkhalwat di dusun Bendul Surabaya. Tiap hari beliau tidak banyak merasakan tidur, tidak pula banyak makan. Hari-hari beliau jalani dengan berpuasa. Kalaupun beliau harus tidur, beliau tidur diatas rakitan bambu berbantal kayu.

Seiring terus berjalannya waktu, beliau telah berhasil memadukan beberapa aspek kepribadian dalam kehidupannya, kesederhanaan, keteguhan, kearifan, ketaqwaan, kreatifitas, kesabaran, tawakkal, zuhud, wara’, qana’ah, tawaddlu’ telah membentuk pribadi beliau menjadi sosok Raden Ali dewasa yang tegar.

2.2 Guru-Guru:
Kyai Gibah

3. Penerus Perjuangan

3.1  Anak-anak

1. Bahauddin
Alkisah, ketika Bahauddin merantau, dalam rangka thalabul ilmi di kota Makkah Al Mukarramah, beliau meninggal dunia dan dimakamkan disana. Kemudian selanjutnya, untuk mengenang nama putra Mbah Raden Ali yang wafat di kota Makkah Al Mukarramah, maka masjid dan yayasan pondok pesantren di Ngelom diberi nama Bahauddin.
2. Ahmad Rifa’i
Wafat dimakamkan di Ngelom Pesantren
3. Abu Hasan
Wafat dimakamkan di Ngelom Pesantren
4. Jaya Ulama
Alkisah, Jaya Ulama telah diberi izin oleh Adipati Suropringgo pada waktu itu, untuk mengajar ilmu agama di kota Suropringgo (Surabaya). Jaya Ulama mempunyai seorang putra bernama Mas Ngabehi Sumo Direjo yang kemudian diangkat menjadi adipati di kota Suropringgo (Surabaya) dikemudian hari. Jaya Ulama wafat dimakamkan didesa Wonocolo sepanjang.
5. Sanifah
Wafat dimakamkan di Ngelom Pesantren
6.Talbiyah
Wafat dimakamkan di Ngelom Pesantren
7. Sahinah
Wafat dimakamkan di Ngelom Pesantren

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Dengan kehadiran Raden Ali di desa Ngelom, yang semula adalah hutan belantara, maka dengan usaha beliau dibabat hutan tersebut kemudian menjadi dukuh dan didirikan pesantren  yang menampung para santri dengan dibangunnya mushola kecil semacam padepokan.

Raden Ali adalah ulama besar yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang pernah diserap dari pondok, seperti akidah, Ushluhudin tentang keimanan, fiqih tentang peraturan ibadah baik yang mengatur hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan juga menguasai ilmu kedigdayaan.

Dengan beberapa ilmu yang dimiliki Raden Ali telah berjuang dan berdakwah dengan menggunakan beberapa cara, antaralain:

  1. Dengan memberikan keteladanan yang baik.
  2. Dengan memberi pelajaran mengaji kepada para santri
  3. Melalui ilmu kedigdayaan(beladiri) seperti ketika Raden Ali memberikan ilmu pendidikan kepada anak-anaknya supaya kuat didalam mengahadapi tantangan melawan penjajah.

Dengan demikian Raden Ali berdakwah dan menyebarkan agama islam di daerah Ngelom dan sekitarnya.

4.1 Mendirikan Pesantren
Dengan latar belakang masyarakat “abangan” tersebut, maka Raden Ali ingin menanamkan ajaran Islam didaerah Ngelom Taman Sepanjang Sidoarjo. Sedikit demi sedikit banyak santri yang mulai menimba ilmu mulai dari berbagai daerah diantaranya Banten, Cirebon dan tentu masyarakat Sidoarjo bahkan ada yang dari Madura.

Kebesaran nama Mbah Raden Ali telah banyak mengundang kedatangan para santri dari pelosok penjuru pulau Jawa untuk ngangsu kaweruh agama (menimba ilmu agama) pada Mbah Raden Ali, mulai dari Banten, Cirebon, serta masyarakat sekitar Sidoarjo-Surabaya, bahkan sampai Madura. Sayang, kebesaran nama beliau, tak ada satu pun sejarah yang mencatatnya, mencatat sejarah seorang tokoh Ulama besar sekaligus Waliyullah yang mempunyai banyak kelebihan atau karomah yang tidak banyak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya.

4.2 Karier

  1. Pengasuh pesantren Ngelom Sidoarjo
  2. Mursyid Tarekat Syaththariyah

4.3 Karomah
Di antara karomah Raden Ali adalah, konon bila seseorang memasuki perkampungan Ngelom Pesantren dengan kendaraannya, kuda umpamanya sebagai salah satu kendaraan waktu itu, atau sepeda, atau sepeda motor, yang dengan sambil dikendarai atau ditunggangi, bukan turun dari kendaraan dan menuntunnya menyusuri jalan, maka yang terjadi, pantat sang penunggang atau pengendara akan terus lengket dan melekat di tempat duduk kendaraannya, dan tidak akan pernah bisa dilepaskan sampai ia meminta maaf pada Raden Ali.

Sepenggal kisah yang lain juga pernah menceritakan, bahwa setiap kali ada rombongan kesenian yang melewati daerah Ngelom Pesantren yang sambil membunyikan suara musik tabuhan gamelan atau semacamnya, ketika sudah memasuki daerah Ngelom Pesantren, maka semua alat musiknya tidak dapat mengeluarkan bunyi-bunyian atau suara ketika ditabuh atau dibunyikan, sampai rombongan itu benar-benar keluar dari daerah atau wilayah Ngelom Pesantren.

5. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://fahmialinh.wordpress.com
https://darulmutaallimin1.blogspot.com/

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya