Doa Rasulullah SAW Saat Mengalihkan Hujan

 
Doa Rasulullah SAW Saat Mengalihkan Hujan
Sumber Gambar: Shafin_Protic / Pixabay (ilustrasi)

Laduni.ID, Jakarta - Mengalihkan hujan ke tempat yang lain bukanlah semata keinginan atau keahlian pawang hujan saja. Semua orang berhak dan bisa menghindarkan dirinya dari guyuran air hujan, bisa dengan berlindung di bawah payung, di balik mantel anti hujan, atau meneduh di bawah pohon.

Itu adalah pilihan bebas, sebagaimana seseorang juga bebas dan bisa memohon dan berdoa kepada Allah SWT yang memiliki kuasa atas segalanya termasuk juga mengatur dan memindah hujan.

Sesungguhnya hal ini pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya sebagaimana diterangkan dalam kitab Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA:

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ : ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﺳِﺘًّﺎ ﺛُﻢَّ ﺩَﺧَﻞَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺒَﺎﺏِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﺋِﻢٌ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻘْﺒَﻠَﻪُ ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﻠَﻜَﺖْ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﻝُ ﻭَﺍﻧْﻘَﻄَﻌَﺖْ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞُ ﻓَﺎﺩْﻉُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﻤْﺴِﻜْﻬَﺎ ﻋَﻨَّﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺣَﻮَﺍﻟَﻴْﻨَﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺂﻛَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟﻈِّﺮَﺍﺏِ ﻭَﺑُﻄُﻮﻥِ ﺍﻟْﺄَﻭْﺩِﻳَﺔِ ﻭَﻣَﻨَﺎﺑِﺖِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮِ

Anas bin Malik berkata: “Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada hari Jum’at, ada seorang laki-laki masuk ke pintu masjid, sementara Rasulullah SAW sedang berdiri menyampaikan khutbahnya. Orang itu lalu berdiri menghadap beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalan pun terputus (bencana). Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan dari kami!” Maka Rasulullah SAW pun mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah, turunkanlah di atas bukit-bukit, dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari)

Do’a di atas menunjukkan betapa manusia hanya bisa berdoa mengharap belas kasihannya ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang merupakan Tajjaliy dari-Nya. Bahkan hanya sekedar mengatur air pun manusia tidak mampu. Oleh karena itu, semoga Allah SWT menghindarkan air hujan yang menyebabkan bencana, kerusakan, banjir, wabah penyakit dan sebagainya.


Sumber: Fathul Bari bi Shahihil Bukhari