Tujuan Hidup yang Terarah

 
Tujuan Hidup yang Terarah
Sumber Gambar: foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Tujuan hidup adalah apa yang seseorang rencanakan untuk kehidupannya pada hari ini, esok hari, sebulan ke depan, setahun ke depan, bahkan beberapa tahun mendatang. Tujuan hidup setiap orang akan berbeda satu sama lainnya. Pengertian tujuan hidup menurut para ahli adalah proses menetapkan identitas diri yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, kita bisa mengatakan bahwa seseorang yang memiliki tujuan hidup adalah mereka yang memiliki identitas diri yang kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Nyatanya, tidak semua orang yang sudah mengenal tujuan hidupnya bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki secara mudah. Bahkan, tidak sedikit orang yang pada akhirnya menekan hidup mereka hanya karena terlalu ambisius dengan tujuan hidup yang mereka miliki.

Banyak orang yang kehilangan arah tujuan hidup, terasa hampa dan kosong, akhirnya berbondong-bondong untuk membaca tujuan hidup quotes atau buku-buku yang dapat mengarahkan mereka pada tujuan hidup masing-masing yang mungkin selama ini mereka inginkan. Mereka mencoba mencari tahu tentang untuk apa manusia hidup ? Apa tujuan hidup manusia ? Apa tujuan hidup kita ? Jika memahami tujuan hidup hanya berorientasi dunia semata, maka tidak ada keseimbangan jangka panjang, tetap ada ruang yang kosong menapaki kehidupan. Ada nilai yang hilang dari dirinya. Butuh kesadaran yang berlandaskan spiritualitas agama yang diyakininya. Ini baru suatu pedoman hidup yang paripurna.

Itu bagusnya memiliki kesadaran hidup, maka hidup kita tujuan akan terarah. Meskipun orang-orang yang memiliki tujuan hidup, belum tentu akan merasakan kebahagiaan (bahkan, kebanyakan merasa tertekan). Namun, setidaknya tujuan hidup akan membuat hidup kita “semakin terbakar” dengan semangat hidup. Kita perlu ingat bahwa “Tujuan hidup bukanlah suatu alat untuk membuat kita bahagia. Namun, tujuan hidup adalah sarana hidup untuk meraih sesuatu yang bermanfaat, terhormat, berbelas kasih, dan menjadikan suatu perbedaan apakah kita hanya sekedar hidup atau telah menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin”. Dan siap mempertanggungjawabkan perjalanan hidupnya dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala.

Selain mampu memperjelas tujuan hidupnya, seseorang yang berhasil juga dituntut memiliki kemampuan mengubur rasa takut dalam dirinya. Jika kita belum mencapai keberhasilan yang kita harapkan, boleh jadi kita terlalu takut melakukan perubahan melakukan tindakan-tindakan yang penuh dengan resiko. Oleh karena itu, kita  harus membulatkan tekad untuk menaklukan ketakutan yang bersarang dalam diri kita.

Andrew Matthews mengingatkan, “satu-satunya yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri.” Ketakutan yang bersarang dalam diri, akan membuat kehidupan kita menjadi sempit, kerdil dan mudah frustasi. Sebagai umat muslim- kita tidak boleh terkungkung dengan rasa takut. Katakan dengan penuh kemantapan hati bahwa Tuhan kami adalah Allah subhanahu wa ta'ala yang maha Pemurah dan Memenuhi Janji-Nya. Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan menyia-nyiakan para hamba-Nya yang terus berusaha dengan kebaikan-kebaikan dalam mengisi hidupnya.

Sebagaimana yang dijelaskan Allah subhanahu wa ta'ala dalam al-Qur’an :

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fush-shilat : 30).

Dalam ruang interaksional pergaulan sosial, tentu kita harus membaca situasi dengan perspektif keakhiratan. Karena kesadaran perspektif ini akan mampu membuat hidup kita lebih bermakna dan bahagia serta membahagiakan dan berkualitas jangka panjang.

Hidup Itu Perjalanan

Hidup bagi seorang muslim adalah sebuah perjalanan, suatu perjalanan pasti ada terminal /rest area atau berakhir. Suatu perjalanan yang sangat singkat. Ia adalah sebuah perjalanan yang dimulai dari kelahirannya di dunia lalu berjalan menuju Rabbul ‘Alamin, guna mempertanggung jawabkan amalan-amalannya sewaktu di dunia ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan hal ini dalam sabdanya,

كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها

“Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya, ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya!” (Hadits Riwayat Imam Muslim rahimahullah).

Jadi, manusia ada yang beruntung dan ada yang celaka, semua tergantung pada dirinya sendiri, karena keduanya adalah pilihan. Khusus bagi seorang muslim, tentu memiliki keimanan yang bisa mengarahkan dirinya kearah keberuntungan hidup, sesuai dengan petunjuk agamanya.

Untuk mencapai keberuntungan tsb, jawabannya dapat kita ambil dalam kitab Raudhah Ath-Thalibin Wa Umdah As-Salikin. karya Imam Ghazali, memberikan pencerahan beberapa cara yang bisa kita terapkan, agar kita dapat merubah hidup kita menjadi suatu hal yang sangat berarti.

Ada lima fondasi yang diperlukan untuk menemukan tujuan hidup di dunia, yaitu :

Fondasi pertama, yaitu berpegang pada akidah yang benar, agar selamat dunianya dan akhiratnya. Kekeliruan menjalankan hidup karena dominasi hawa nafsu terhadap dunia. Cinta kedudukan, harta, dan dunia adalah racun yang mematikan. Kekuasaan dan ketenaran melahirkan kesombongan dan menjerumuskan hamba ke dalam cinta dunia. Keduanya merupakan perusak agama.

Fondasi kedua, memenuhi hak dan kewajiban Allah subhanahu wa ta'ala. Imam Al Ghazali rahimahullah menjelaskan, ada dua macam hak Allah subhanahu wa ta'ala yang wajib dipenuhi, yaitu menunaikan semua kewajiban dan meninggalkan hal-hal haram, yang merupakan bentuk ketakwaan.

Siapa yang melaksanakan kewajibannya, berarti ia telah menjaga diri dari akibat yang akan diterima berupa keburukan di dunia maupun di akhirat. Ia akan menerima kenikmatan surga dan ridha Allah subhanahu wa ta'ala.

Fondasi ketiga, menebar kasih sayang terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya, mecakup segala bentuk tindakan yang bertujuan untuk menciptakan ketenangan, kedamaian, kemaslahatan dan kebahagiaan dalam hidup. Segala perilaku, baik yang memiliki efek positif, bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain, itu termasuk dalam kategori ini. Sikap perhatian dan empati terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan menghindari diri dari perilaku lalim terhadap orang lain.

Fondasi keempat, mengenali diri dengan sebaik-baiknya. Karena, Imam Al-Ghazali juga mengutip hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :

من عرف نفسه فقد عرف ربه

"siapa yang mengenal dirinya, dia mengenal Tuhannya."

Fondasi kelima, berpendirian kuat dan tidak mudah goyah (Istiqamah). Istiqamah berarti berpendirian kuat atau kukuh, berketetapan hati, tekun dan terus-menerus menigkatkan usaha untuk mencapai cita-citanya mencapai tujuan hidup yang mulia..

Dalam ruang sosial kemanusiaan, melakukannya harus dimulai dari diri sendiri, dari sekarang dengan kemampuan yang dimiliki, antara lain :

1. Menciptakan Karya Kehidupan

Mulailah dengan niat yang kuat dan Bismillah, untuk menciptakan sesuatu yang nantinya menjadi karya kehidupan kita. Untuk menerapkan hal ini, kita bisa menulis, menggambar, melukis, memainkan musik, atau membuat karya lain yang membuat diri kita menjadi bangga dengan kemampuan sendiri. Cari kemampuan tsb, masing-masing orang pasti memahami kemampuannya. Jika tidak bisa menciptakan suatu karya, bisa dengan sikap yang penuh dengan kemanfaatan dan kemaslahatan terhadap orang lain, tentunya jangan lupa, semua hal yang dilakukan hanya mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala.

2. Berhubungan dengan Manusia Secara Positif

Kehidupan kita akan menjadi sangat berarti, ketika kita hidup bersama orang-orang terkasih yang kita cintai dengan sepenuh hati. Coba nikmati dan rasakan bagaimana kebahagiaan merasuki kalbu kita dengan melihat senyuman dan canda tawa mereka. Karena kehadiran orang-orang tersayang, hidup kita akan menjadi sangat berarti dan indah. Suatu kondisi yang banyak hilang dari manusia modern saat ini.

3. Membantu Orang Lain Yang Membutuhkan

Kita akan merasa semakin bahagia dengan kehidupan kita, ketika kita merasa bahwa kehadiran kita di dunia benar-benar memberi manfaat bagi orang lain. Mulai dari sekarang, ulurkanlah bantuan apapun yang kita miliki untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan kita.

4. Kesadaran Hidup Singkat

Menyadari bahwa kehidupan ini hanya berlangsung satu kali

Dengan menyadari betapa berharganya kehidupan ini, kita akan lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan, membuat keputusan, dan benar-benar menikmati kehidupan dengan sebaik mungkin.

5. Terus Mengembangkan Diri

Untuk membuat hidup kita menjadi lebih berarti, mulai dari sekarang kita perlu mempelajari hal-hal baru, meningkatkan pengetahuan (wawasan) dan mengasah segala kemampuan yang telah kita miliki sebelumnya. Terus belajar dan mempelajari ilmu dan hikmah dalam ruang kehidupan.

Dalam menentukan dan mencapai tujuan hidup, harus berlandaskan nilai-nilai agama. Di sinilah alasan mengapa agama memerankan peranan penting dalam kehidupan. Oleh karena itulah, dianjurkan untuk senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala baik dalam keadaan suka maupun duka.

Sebab, berdoa merupakan komunikasi paling mesra antara Tuhan dan hamba-NYA. Berdoa juga merupakan tanda bahwa manusia membutuhkan Allah subhanahu wa ta'ala dan mengakui Allah dengan kuasa-NYA akan menjawab semua pinta.

Dalam Kitab An-Nashaih Ad-Diniyyah, Al-Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad rahimahullah mengatakan, "Setiap muslim harus senantiasa memohon agar Allah Ta'ala berkenan mewafatkannya dalam husnul khotimah, karena setan yang terkutuk akan berkata : "Aduhai ! Orang yang memohon husnul khotimah itu telah mematahkan tulang belakangku, celaka, kapan ia mau membangga-banggakan amalannya, aku khawatir, ia telah mengetahui tipu dayaku."

Doa harus biasa dipanjatkan agar tak kehilangan arah dan tahu jalan pulang dengan nikmat keselamatan bi husnil khatimah.  Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengajarkan umatnya agar memperbanyak doa memohon husnul khatimah.

اَللهم لَكَ الْحَمْدُ وَاِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَاَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung”.

للَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut."

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ

"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu. (HR. Imam Ath-Thabrani rahimahullah).

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

"Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. (HR. Imam Ibnu Hibban rahimahullah).

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي  وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي  يَفْقَهُوا قَوْلِي

"Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku). (QS. Thoha : 25 - 28)

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ, وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ, اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ, رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ.

Ya, Allah, mudahkanlah kami saat pencabutan nyawa selamat dari api neraka dan mendapat kemaafan ketika amal diperhitungkan. Ya Allah, janganlah Engkau goyahkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka."

رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

“Ya Allah, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.” (Surat Al-Kahfi Ayat 10).

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dhn membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah.”

أَللّٰهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَا تِمَةِ وَلَا تَخْتِمْ عَلَيْنَا بِسُوْءِ الْخَا تِمَ

"Ya Allah akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah dan janganlah engkau akhiri hidup kami dengan su'ul khotimah.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah : 201).


Sources by Ahmad Zaini Alawi Khodim Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik