Hukum Membuka Aib Orang Lain

 
Hukum Membuka Aib Orang Lain
Sumber Gambar: Ilustrasi membuka aib orang lain (foto ist)

Laduni.ID, Jakarta - Bahwa seseorang tidak dibolehkan membukakan cacat (aib) orang lain yang tersembunyi agar ia dapat mengingkarinya jika ternyata benar. Bahkan melakukan yang demikian itu merupakan larangan sebagaimana firman Allah Ta`ala : “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS:Al-Hujurat:12)

Sabda Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wa Alihi Wasallam : “Barangsiapa mengintip rahasia saudaranya, maka Allah akan mengintip rahasianya pula”

Sebagai seorang muslim yang baik kita hanya diwajibkan untuk mengingatkan berbuat baik dan mencegah perkara-perkara maksiat, jika melihat seseorang tidak patuh kepada perintah Allah atau melanggar hukum-Nya. Jangan sampai salah dalam mengartikannya.

Firman Allah lainnya:

ﺍِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳُﺤِﺒُّﻮﻥَ ﺍَﻥْ ﺗَﺸِﻴْﻊَ ﺍﻟﻔَﺎ ﺣِﺸَﺔُ ﻓِﻰ ﺍﻟَّﺬِ ﻳْﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮْﺍ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺍَﻟِﻴْﻢٌ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭًﺍﻟْﺎٰﺧِﺮَﺓِ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَ ﺍًﻧْﺘُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ

Artina: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur:19)

Yang terpenting hendaklah kita tidak langsung mempercayai atau menerima suatu berita yang disampaikan kepada kita, baik perbuatan manusia ataupun perkataanya yang tidak baik, kecuali jika kita melihat sendiri dengan mata kepala kita. Atau jika pembawa berita itu seorang Mukmin yang shaleh dan kita yakin akan kebenaran kata-katanya. Sebab berbaik sangka terhadap sesama muslim adalah perkara yang wajib. Tetapi, dewasa ini banyak orang yang gemar menjaga tepi kain orang lain, suka menyingkapkan aib seseorang dan melebih-lebihkan ikhwal seseorang seraya memandang enteng saja perkara-perkara ini, bahkan tidak berlaku amanah dalam menyampaikan sesuatu berita.

Dikutip dari Kitab An-Nashoih Ad-Diniyyah Wal Washoya Al-Imaniyyah Karya Al-Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad Rahimahullah