DR. KH. Achmad Sarkosi Subki, adalah pendiri Pesantren Mansya'ul Huda, Majalengka. DR. KH. Achmad Sarkosi Subki, dilahirkan pada tahun 1943, dari ayahanda yaitu KH. Subki dan ibunda Hj. Naerah.
KH. Quhwanul Adib Munawwar Kholil lahir di Grobogan, 25 Juli 1964 dari pasangan bahagia KH. Munawwar Kholil dan Nyai Hj Maslamah. Kiai Adib dibesarkan di lingkungan religius Ayah beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren. Al-Maram, Manduran, Grobogan, Jawa Tengah.
KH. Munawwar As’ad, dilahirkan di desa Laju Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban pada tahun 1888M. Ayahnya bernama KH. As’ad dan ibu kandungnya bernama Hj. Akhimah. Pendiri Pesantren Mansya'ul Huda, Tuban
Setelah selesai melakukan belajar ilmu agama selama belasan tahun di beberapa pesantren, kemudian beliau diminta untuk membantu mengajar di Pondok Pesantren salaf APIK yang diasuh oleh ayahnya
Kiai Ilyas dikenal sebagai Kyai yang santun, banyak mengalah dan lebih senang menghindari konfrontasi. Begitu pula ketika memangku jabatan Rais Aam PBNU.
Beliau adalah Mu`allim KH. M.Syafi`i Hadzami. Gelar mu`allim dan juga`allamah yang disandangnya menunjukkan betapa almarhum menempati posisi yang begitu terhormat dalam hirarki keulamaan di Betawi.
KH. Mohammad Muhadjirin Amsar Ad-Dary dilahirkan di Kampung Baru, sebuah daerah di pinggir kota Jakarta pada tanggal 10 November 1924. di Kampung Baru
Atas keteguhan dan keistiqomahan beliau di bidang fiqih, KH. Saifuddin Amsir dianugerahi "Fiqih Award" bersama tokoh lainnya, seperti KH. Abdul Aziz Arbi dan KH. Ali Musthofa Ya'kub dalam bidang ilmu Al-Qur'an dan Hadis oleh penerbit buku Islam di Jakarta,
Pendidikan yang diberikan KH. Ma’shum Lasem kepada Kyai Ahmad Syakir ini benar-benar merupakan tempaan yang kuat, agar kelak beliau mampu melanjutkan perjuangan ayahandanya ketika sudah dewasa.
Gerakan KH. Wasyid dalam perang tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran guru-gurunya, Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Abdul Karim Al-Bantani, seorang mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.