Perjanjian yang dibuat Umar bin Khatthab tersebut menggambarkan pandangannya yang sangat mendalam tentang kerahmatan Islam yang tidak hanya diberikan kepada bangsa dan umatnya sendiri, melainkan kepada semua umat manusia apapun agama yang dianutnya.
Professor of psychiatry, Marc Potenza, dari Yale Child Study Center menyebut pengalaman spiritual adalah sesuatu yang penting untuk memberi pengaruh positif pada kehidupan seseorang.
Jika dikaji lebih jauh, bahwa setiap perempuan ketika memiliki anak, maka ia disebut dengan “ibu” yang dalam bahasa Arab adalah “umm”, yang memiliki akar yang sama dengan kata imam (pemimpin), yang berarti “diteladani”.
Dalam studi evolusi, setiap perilaku tertentu memiliki nilai dalam kaitannya dengan persoalan bertahan hidup dan nilai dalam seleksi alam. Kemampuan dalam memegang nilai-nilai spiritual dan mitologi meningkatkan nilai bertahan hidup individu dan bahkan kelompok.
Syeikh Muhammad Abduh, pembaru Islam terkemuka, sangat membenci praktik-praktik politik pada zamannya. Mendengar kata politik membuatnya trauma. Ia mengatakan :
Dapat dipahami bahwa tasawuf ini mengajarkan bagaimana seharusnya sikap moral seorang Muslim dalam berhubungan baik dengan Tuhan. Dengan melakukan penjernihan hati maka diharapkan akan membuahkan moral yang beradab.
Episode dua agama besar di atas, Kristen dan Islam, mengajarkan pada kita bahwa kesabaran adalah tonggak berdirinya sebuah peradaban dunia. Kesabaran memang sebuah pengorbanan, namun bukan berarti sebuah kekalahan untuk selamanya. Lewat kesabaran, kemenangan akan tiba.
Demikianlah Islam memandang pentingnya menghormati seorang pemimpin. Bahkan kepada pemimpin yang zalim terhadap rakyatnya, tetap jalan terbaik bagi umat Islam adalah bersabar. Akan tetapi, bersabar di sini bukan berarti ridho dengan kezaliman yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Saat ini, memang bicara dasar (essence) sudah ditinggalkan, meskipun kesadaran tentu berdasarkan dasarnya. Entah ini hanya karena sentimentil dalam memahami pola, memahami peristiwa dan memahamai kebijakan negara (policy) ataukah yang lain?
Kompleksitas sejarah dan sosial (historical-sosilogical view) ruang politik di Indonesia telah menghadirkan politik Islam beragam warna. Sebut saja ada Islam garis keras, moderat, terorisme bahkan juga komunis.