INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Imam al-Syafi'i (w.204 H), adalah tokoh besar, pendiri aliran fiqh yang disebut dengan namanya : madzhab al-Syafi'i. Lahir di Palestina dan besar di Makkah, lalu mengelana ke Yaman, terus ke Bagdad, Irak untuk belajar kepada Muhammad bin Hasan (murid Imam Abu Hanifah). Di sini beliau menulis, mengajar dan memberi fatwa.
Seringkali kita bingung mengenai berbagai masalah yang merundung kehidupan sehari-hari kita. Dari mana sebenarnya akar masalah itu muncul?
Kata ini selalu dan di mana-mana diterjemahkan dengan kasih atau kasih sayang. Kata ini begitu populer di tengah-tengah masyarakat. Ayat al-Qur'an yang sering dibaca atau disampaikan adalah :
Kata mawaddah sering dimaknai sama dengan "mahabbah". Yakni cinta. Tetapi sesungguhnya bisa tidak sama essensinya. Ada banyak kata yang mengindikasikan makna cinta, seperti "al-Isyq", rindu, atau "al-hawa", (hasrat) dan lain-lain. Orang Arab mengatakan
Kita awali dengan Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tentang ayah dan kakek Nabi Yusuf yang oleh Nabi disebut sebagai "Al-Karim" (orang mulia), berikut ini:
Pertama, kata "Sakinah". Secara literal ia berarti tenang, tenteram, nyaman atau "anteng" dan "ayem" dalam bahasa jawa. Atau dalam bahasa lain "merasa damai di hati dan pikiran".
Kalau alasannya karena memberi manfaat, maka ada banyak hal di dunia ini yang memberi manfaat, bahkan secara langsung dan inderawi sehingga tak perlu melibatkan keyakinan. Bila ini alasannya, maka akan banyak sekali yang seharusnya juga disembah.
Abu Hurairah berkata: Walimah / resepsi pernikahan adalah kewajiban dan sesuai Sunnah. Barang siapa diundang namun tidak datang maka ia telah berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Resepsi khars, i'dzar dan Taukir, maka anda boleh memilih.
Pertanyaan di atas sederhana sekali tapi banyak juga orang awam yang salah paham, utamanya yang sama sekali tak pernah belajar agama secara memadai tetapi hanya fokus di ilmu-ilmu umum.
Saat itu tak ada apapun selain Allah. Saat itu tak ada tempat apapun, ruang apapun, arah apapun atau makhluk apapun. Tak ada Arasy, langit, bumi, galaksi, medan quantum, materi big-bang, atau apapun namanya. Semua hal tak ada. Lalu Allah membuat aneka makhluk tanpa ada bahan baku apapun, murni mengubahnya dari tak ada menjadi ada.