Wajah Habib Umar menyejukkan dan meneduhkan. Siapapun yang bertemu secara sengaja ataupun tidak, pasti akan merasa bahwa beliau adalah cerminan orang yang jujur dan tulus, tak ada kebohongan atau kepalsuan yang tersirat.
Namun, di balik kesuksesan seorang lelaki pasti ada wanita hebat di belakangnya. Tidak lain, semua itu adalah berkah dari didikan dan doa Ibunda Habib Umar. Beliau adalah Syarifah Zahra binti Abdullah Al-Haddar.
Dikisahkan, dahulu ketika Habib Umar masih muda dan memasuki umur 25 tahun beliau merasa telah siap untuk menikah. Adalah gurunya, Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar melihat hal itu dan menawari Habib Umar agar menikah dengan salah satu dari dua orang putrinya.
Habib Umar bin Hafidz pernah menjadi pelanggan sebuah toko optik kacamata. Saat itu beliau sering berganti kacamata karena terkadang kadarnya bertambah yang menyebabkan berkurangannya daya lihat.
Kehidupan Habib Umar selalu dihiasai ketaatan kepada Allah SWT. Sehingga segala hal yang disampaikan dalam dakwahnya pun diterima oleh banyak kalangan, tidak hanya umat Islam, bahkan nonmuslim juga mengaguminya.
Jika hati baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hati rusak, maka rusak pula yang lainnya.
Habib Umar bin Hafidz adalah purnama yang memancarkan kasih sayang dan kedamaian sebagaimana teladan Rasulullah SAW. Beliau adalah cerminan ulama yang benar-benar memandang umatnya dengan kasih sayang sepenuhnya. Tidak ada celah kebencian sama sekali di dalam perangai indahnya itu.
Seorang santri Darul Musthofa dari Malaysia mendapat kabar yang cukup mengagetkan dari keluarganya di rumah. Kabarnya, ketika itu saudara perempuannya yang di rumah sedang dirasuki oleh jin.
Karena itu banyak ulama yang memberikan makna niat secara bahasa, semisal Nawawi, ia mengatakan niat adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk mengerjakannya.
Termasuk cara berbakti kepada orang tua adalah dengan menyambung silaturrahmi dan kekerabatan yang pernah ditempuh oleh orangtua selama keduanya masih hidup