INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
KH. Muhammad adalah pengasuh Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islamy. Beliau juga merupakan ulama NU
Kyai Asnawi juga menggubah sebuah doa populer untuk mendoakan Indonesia. Doa ini masih biasa dilantunkan di Masjid Menara Kudus pada pembukaan pengajian rutin bulanan. Doa berupa syair yang dipadu dengan shalawat ini juga sering dilantunkan oleh para pelantun shalawat.
Biografi KH. Abdul Razaq bin Ma'mun Ulama Nahdlatul Ulama berasal dari Betawi Jakarta
KH. Muhammad Wahib Wahab atau yang kerap disapa dengan panggilan Gus Wahib lahir pada 1 November 1918. Gus Wahib merupakan putra pertama salah satu pendiri NU KH. Abdul Wahab Chasbullah dengan Nyai Hj. Maimunah, putri KH. Musa yang berasal dari Surabaya.
Rasa perlawanan orang Aceh terhadap Belanda memang bukan hanya karena persoalan membenci penjajah, tetapi juga orang Belanda dianggap sebagai kafir, yang darahnya dihalalkan.
Islam mengajarkan hal-hal baik yang tentu semuanya bermanfaat pemeluknya. Segala perkara yang merusak itu diharamkan atau dilarang. Bahkan, haram tersebut tidak hanya karena merusak atau merugikan bagi orang lain, tetapi juga dilarang membahayakan dirinya sendiri.
KH. Arif Hasan, Pendiri Pesantren Roudlatun Nasyiin Mojokerto
Di dalam kitab Al-Qalyubi karya Ahmad Shihabuddin bin Salamah terdapat satu kisah yang sangat menarik, tentang seorang raja zalim, tetapi ternyata doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT dikabulkan.
Wahsyi bin Harb adalah seorang budak asal Habasyah (Ethiopia) yang dimiliki oleh Hindun binti Utbah, seorang istri dari pembesar Quraisy, yaitu Abu Sufyan. Ia dikenal dalam sejarah Islam karena perannnya dalam Perang Uhud. Tindakannnya dalam perang ini, di mana ia membunuh paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib, menjadi salah satu momen kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Pada 1325 H atau 1907 M, Percetakan Al-Karimi Mumbai India menerbitkan kitab terjemah Jawa Minhaj al-Atqiya karya Haji Muhammad Sholih bin Umar Samarani atau yang akrab dikenal dengan Kyai Sholeh Darat (1820-1804). Pada halaman 216-219 dijumpai penjelasan Kyai Sholeh Darat tentang “tombo ati” atau obatnya hati.