INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Pesantren Durrotu Aswaja (PPDA) Banaran, Gunungpati, Kota Semarang Jawa Tengah
KH. Turaichan Adjhuri atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Mbah Tur lahir di Kudus pada tanggal 22 Rabiul Akhir 1334 H atau 10 Maret 1915 M. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Adjhuri dengan Nyai Dewi Sukainah.
Dalam kitab Durrah al-’Aqa’id, Kyai Ahmad Nawawi menguraikan berbagai aspek dalam ilmu tauhid, termasuk pembahasan mengenai dosa kecil dan dosa besar. Melalui syairnya, beliau menjelaskan bagaimana dosa kecil dapat dihapus dengan amal kebajikan, sementara dosa besar memerlukan taubat yang sungguh-sungguh.
Bulan Ramadhan selalu menghadirkan nuansa keagamaan yang khas di tengah masyarakat Muslim. Salah satu tradisi yang terus hidup dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di perkampungan, adalah tadarus Al-Qur’an.
Dalam kitab ini, Syaikhona Kholil menjelaskan bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan lahiriah antara dua insan, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih berarti. Menjaga pandangan adalah bagian dari menjaga kesucian hati dan pikiran, sementara keberkahan sejati dalam pernikahan terletak pada hadirnya keturunan yang saleh.
Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid., M.Hum lahir pada 8 Maret 1948, di Kabupaten Jombang putri dari H. Abdullah Syukur .
Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan sekitar pada tahun 1825 di dusun Gedang kelurahan Tambakberas, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Secara bahasa, kata imsak berasal dari bahasa Arab (الإمساك) yang berarti “menahan diri”. Dalam konteks puasa, imsak merujuk pada waktu di mana seseorang dianjurkan untuk mulai berhati-hati dalam makan dan minum sebelum fajar tiba.
Dalam kitab ini, Ajengan Marti mengulas berbagai aspek ilmu agama, termasuk sejarah dan silsilah Nabi Muhammad SAW serta keutamaan para nabi.
Dr. KH. Muhammad Sholeh Qosim menjawab bahwa membaca Al-Qur'an ada 3 macam, Tartil, Hadar (cepat) dan Tadwir (sedang-sedang antara Tartil dan Hadar).