INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Sedekah memang bisa lebih utama dari ibadah haji. Ada kisah menarik yang menggambarkan kebenaran pernyataan tersebut. Peristiwa ini dialami oleh seorang ulama besar di masa tabi'in. Adapun sosok yang terkait dengan kisah ini, tidak lain adalah Abdullah Ibnu Al-Mubarak.
“Barang siapa yang mempunya empat orang anak, kemudian tidak memberikan nama salah seorang dari mereka dengan nama ‘Muhammad’, maka tidak masuk rasa kecintaan kepada Muhammad dalam hatinya.”
Sekarang semuanya terbukti. Didikan itu bukan tanpa alasan. Orang tua yang sholeh menjadi contoh anaknya yang kelak akan tumbuh menjadi kepribadiannya. Habib Umar bin Hafidz menjadi ulama besar yang sangat masyhur dengan kedalaman ilmu dan kemuliaan akhlaknya.
Kita semua tentu sepakat bahwa zina adalah salah satu perbuatan yang sangat tercela dalam Islam. Bahkan, bukan hanya dilarang melakukannya, mendekatinya saja sudah dilarang keras oleh Allah SWT.
Allah telah memberi manusia rezeki yang halal, dan kita diperintahkan untuk bersyukur dan bersabar, bukan mengambil jalan pintas yang kelam dan mengerikan.
Menurut Gus Baha, di antara keistimewaan surat Al-Mulk adalah kemampuannya memberikan keselamatan dan menjadi perlindung dari siksa kubur.
Membawa anak ke masjid bukanlah perkara sepele. Ini adalah bagian dari pendidikan dan pembiasaan agar mereka tumbuh sebagai generasi yang mencintai rumah Allah. Di masjid, anak bisa belajar banyak hal, seperti tata cara shalat, adab berdoa, membaca Al-Qur’an, dan interaksi sosial yang positif.
Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang selalu dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang luar biasa. Di antara mereka ada Nu’aiman bin Amru bin Rafa’ah, seorang sahabat dari kalangan Anshar yang dikenal dengan sifat jenakanya.
Kata Gus Baha dengan gaya khas Jawa-nya, ikhlas itu sebenarnya mudah—asal tahu ilmunya. Bahkan beliau mengatakan bahwa kalau seseorang tidak bisa ikhlas dalam beribadah, itu tanda bahwa orang tersebut masih belum memahami hakikat yang mendasar dalam beragama.
Gus Baha menekankan bahwa perbuatan mubah tidak selalu netral. Menurutnya, melakukan hal-hal mubah bisa menjadi sarana untuk meninggalkan maksiat, yang pada gilirannya mendatangkan pahala.