INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Atas keteguhan dan keistiqomahan beliau di bidang fiqih, KH. Saifuddin Amsir dianugerahi "Fiqih Award" bersama tokoh lainnya, seperti KH. Abdul Aziz Arbi dan KH. Ali Musthofa Ya'kub dalam bidang ilmu Al-Qur'an dan Hadis oleh penerbit buku Islam di Jakarta,
KH. Suhaemi masuk dan istiqomah dalam amaliah ajaran tasawuf dengan mengambil sanad tarekat kepada Abah KH. TB Khisni, menantu dari Abah KH. TB. Ahmad Sukamandi Kasemen (mertua Abuya Muhtadi Cidahu) yaitu Tarekat Qodriyah Naqsyabandiyah.
Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen atau yang kerap dipanggil dengan sapaan Abu Ibrahim Woyla dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M.
KH. Baidlowi Muslich Lahir di desa Parijatah Kulon Srowo Banyuwangi pada tanggal 17- 07- 1944 dari ayah dan ibundanya KH. Muslich Hanafy dan Hj Walijah Thoyib. Putra kelima dari tujuh bersaudara.
Nyai Hj. Nur Khodijah lahir pada 23 Februari tahun 1897 di Tambakberas tepatnya di Pondok Pesantren Bahrul Ulum dari pasangan KH. Hasbullah Said dengan Nyai Lathifah
KH. Abubakar Bastari, Akrab disapa dengan panggilan “Buya” oleh istri dan anak cucunya serta oleh masyarakat sekitar 30 Ilir Palembang. Ia dilahirkan oleh ibunya di pinggiran Sungai Komering, pedalaman Martapura di Desa Kota Negara, Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan pada Subuh Jum’at. 1 Rajab 1315 H atau 1898 M dengan nama lengkap Abubakar Bastari bin Haji Ismail.
Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA Ulama Nahdlatul Ulama Surabaya Jawa Timur
KH. Abdurrahman lahir pada tahun 1907 di Loloan Barat dengan nama Muhammad Qasim dari keluarga Ulama Bugis-Melayu Loloan.
KH. Ahmad Abdul Haq Dalhar adalah salah seorang kyai yang cukup disegani banyak kalangan lintas golongan, para ulama, dan pejabat. Sejak kecil, beliau dikenal memiliki ilmu yang tidak dimiliki para kyai pada umumnya.
Di bawah kepemimpinan KH. Ahmad Rukyat, Pondok Pesantren APIK berkembang pesat. Saat itu, bangsa Indonesia tengah berjuang melawan penjajah, dan rumah pendiri pondok dijadikan Posko Palang Merah.