Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan, Sepakati 9 Poin Rekomendasi

 
Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan, Sepakati 9 Poin Rekomendasi

LADUNI.ID, Surabaya – Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan dengan tema “Mewujudkan Islam Indonesia yang Wasathiyah”, telah dilaksanakan. Dialog ini adalah bentuk kerjasama dari Lakpesdam PBNU, Kemenag RI dan MUI Pusat, diadakan di Hotel Bumi Surabaya, pada Senin (16/7/18) kemarin.

Dalam dialog ini, setidaknya terdapat sembilan poin rekomendasi yang telah disepakati peserta. Rekomendasi tersebut adalah:  

  1. Pemerintah harus mengintensifkan dialog lintas paham keagamaan secara berkala yang disponsori (didanai) oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh masyarakat (Ormas Keagamaan), baik di tingkat pusat maupun daerah.
  2. Mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mengarusutamakan  paham keagamaan yang bervisi kebangsaan melalui pengembangan kurikulum, kajian keagamaan, pemberdayaan ekonomi dan lainnya.
  3. Perlunya melokalisir masalah-masalah di setiap daerah dengan mempertimbangkan unsur kearifan dan tokoh lokal yang ada di wilayah masing-masing.
  4. Mendorong Pemerintah untuk menyusun regulasi tentang standarisasi penyiar agama dalam satuan pendidikan di semua jenjang.
  5. Negara harus berkomitmen menyelesaikan problem sosial, ekonomi, politik, budaya yang dihadapi oleh korban konflik keagamaan.
  6. Meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah dengan lembaga sosial keagamaan untuk pencegahan konflik di daerah.
  7. Peningkatan kapasitas penyuluh agama, penghulu, dai/khatib, imam dan takmir masjid dalam pencegahan, advokasi, dan rehabilitasi di wilayah konflik.
  8. Perlunya penguatan regulasi dan peran strategis Kementerian Agama dalam penanganan konflik sosial keagamaan.
  9. Mendorong pemerintah untuk menyusun model dan modul pembinaan dan penanganan konflik sosial keagamaan Islam.

Terdapat sebanyak 70 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Terdiri dari pengurus MUI pada daerah-daerah yang terjadi dan rawan konflik, seperti NTB, Sampang, Garut, Lampung, Kuningan Jabar, Bulukumba, dan lainnya. Selain itu, kelompok dari ABI (Ahlul Bait Indonesia), Lajnah Imailah (Sayap Perempuan Ahmadiyah), dan aktifis LSM baik dari Lakpesdam, Paramadina, P3M, Peradi Tasikmalaya, UIN Sunan Ampel, Salimah, Yatasan Inklusif, dan dari kalangan lainnya yang selama ini telah menjadi mitra dan pendamping korban konflik.

Adapun tokoh yang hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya, Ketum MUI KH. Ma'ruf Amin, Ketua Komisi VIII DPR RI Dr Ali Taher, Katib Syuriyah PBNU KH. Cholil Yahya Tsaquf, KH. Miftahul Akhyar, KH Afifuddin, dan para tokoh aktifis LSM yang selama ini telah memiliki sumbangan terhadap penyelesaian konflik.