Bon Kontan  Alat Tukar Warga di Langsa di Zaman Awal Kemerdekaan

 
Bon Kontan  Alat Tukar Warga di Langsa di Zaman Awal Kemerdekaan

LADUNI | BANDA ACEH – Kota Langsa merupakan salah satu daerah yang menjadi saksi bisu atas kolonialisme Belanda di tanah Serambi Mekkah. Letak geografis Kota Langsa yang sangat strategis, serta berbatasan langsung dengan Selat Malaka membuat Belanda menjadikan kota ini sebagai basis pemerintahan khususnya di Aceh.

Namun karena perjuangan yang hebat akhirnya Belanda bisa dikalahkan. Karena sudah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, masyarakatpun menghapus uang Belanda sebagai alat tukar yang biasa digunakan dan sambil menunggu dikeluarkannya uang Republic Indonesia, penguasa saat itu menerbitkan bon kontan bernilai Rp 100 dan Rp 250 sebagai alat tukar.

Bon kontan dicetak pada 2 Januari 1949. Uang revolusi ini dicetak di Bale Juang Langsa, yang saat itu menjadi pusat perkumpulan para pejuang kemerdekaan, gedung tersebut kini menjadi gedung Museum Kota Langsa.

Bon kontan berlaku untuk seluruh daerah gubernur militer, yaitu daerah Aceh, Langkat, dan Karo, dan akan ditukar dengan uang Republik Indonesia dalam waktu sesingkat singkatnya, hal tersebut berdasarkan nota Plt Gubernur Militer daerah Aceh, Langkat dan Karo.

Bon kontan merupakan bukti sejarah, betapa besarnya peran Langsa pada masa itu dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Heroik kemerdekaan yang sangat berasa tampak jelas dalam perjuangan ekonomi masyarakat Kota Langsa. Hal tersebut dapat terlihat dengan jelas dengan terteranya kalimat : Sekali Merdeka, Tetap Merdeka pada uang tersebut.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN