Mengapa Soekarno Memilih 17 Agustus 1945?

 
Mengapa Soekarno Memilih 17 Agustus 1945?

Laduni.ID, Jakarta - Satu hal menarik untuk direnungkan adalah keputusan Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, memilih tanggal 17 Agustus 1945 untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mengapa tanggal itu yang dipilih, bukan 15 atau 16 Agustus?

Tentu saja, keputusan tersebut bukanlah kebetulan atau sekadar “ujug-ujug”. Ada alasan mendasar di baliknya. Selain karena desakan para pemuda agar kemerdekaan tidak dianggap sebagai hadiah dari penjajah, tersimpan pula sebuah fakta spiritual yang jarang diketahui publik.

Kyai Moch. Muchtar bin Alhaj Abdul Mu'thi dari Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, Losari, Ploso, Jombang, mengungkapkan sebuah kisah penting. Sekitar lima bulan sebelum proklamasi, Bung Karno mencari para ulama tasawuf yang memiliki kedalaman spiritual (mukasyafah/inkisyaf).

Pencariannya mempertemukan Soekarno dengan empat ulama besar:

  1. KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
  2. KH. Abdul Mu'thi (Madiun)
  3. R. Sosrokartono atau Sang Alif (Bandung)
  4. Syekh Musa Sukanegara (Ciamis)

Pertemuan itu menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan:

“Tidak lama lagi, atas rahmat Allah, akan turun keberkahan besar bagi Indonesia. Tepatnya pada bulan Ramadan, tanggal 9 tahun 1364 H, bertepatan dengan Jumat Legi. Jika terlewat, bangsa ini harus menunggu 300 tahun lagi.”

Benar saja, tanggal 9 Ramadan 1364 H jatuh pada 17 Agustus 1945, hari ketika Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN