Konsultasi Psikologi: Apakah Benar, Anak Menangis Lebih Baik Dibiarkan untuk Melatih Anak Mandiri?

 
Konsultasi Psikologi: Apakah Benar, Anak Menangis Lebih Baik Dibiarkan untuk Melatih Anak Mandiri?

Assalamu'alaikum wr wb
Bapak pengasuh rubrik konsultasi psikologi... Saya mau bertanya tentang pendapat Bapak tentang satu teori psikologi yang pernah saya dengar.  Apakah benar bahwa jika anak kita menangis lebih baik dibiarkan saja, agar si anak berlatih mandiri? Bagaimana pendapat Bapak tentang ini. Oh iya, saya seorang Bapak juga dan Tinggal di Depok. Terima kasih atas penjelasannya Pak..

Wassalamu’alaikum wr wb

IR

Tanggapan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih sudah berbagi dengan kami Pak IR.  Alhamdulillah saya kembali bahagia setelah tahu kalau yang bertanya adalah seorang Bapak. Setidaknya ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat bahwa pengasuhan anak bukanlah monopoli kaum ibu tapi juga ada peran bapak juga.  

Terkait dengan pertanyaan Bapak, menurut saya hal itu tidak sepenuh benar namun juga tidak sepenuhnya salah, Pak. Maksudnya gini. Seorang anak yang menangis jika dibiarkan memang bisa melatih kemandirian anak. Namun tentunya tidak bisa digeneralisasikan pada semua situasi.  Tangisan bagi seorang bayi adalah cara untuk mengekspresikan akan ketidaknyamanan yang dialaminya. Ketidaknyamanan ini bisa berupa fisik seperti munculnya rasa sakit,  lapar atau mengantuk.  Bisa juga berupa ketidaknyamanan psikis seperti takut, cemas, khawatir, sedih atau bahkan marah.

Oleh karena itu, tangisan bayi inipun terbagi menjadi beberapa jenis tergantung situasinya seperti tangisan lapar, tangisan sakit, tangisan mengantuk, tangisan sedih, tangisan cemas, tangisan takut, tangisan marah atau bahkan tangisan caper alias mencari perhatian. Di sinilah, orang tua dituntut untuk memiliki kepekaan dalam memahami tangisan anak. Kepekaan ini berhubungan dengan ketepatan orang tua dalam memperlakukan anaknya. Orang tua nantinya akan bisa menentukan apakah si anak harus digendong, dipeluk, diusap punggungnya atau bahkan dibiarkan.

Mengenai cara membedakan tangisan bayi itu sendiri, hal ini sangat susah dijelaskan secara teoritis. Tapi hal ini bisa diidentifikasi melalui proses pengasuhan orang tua terhadap anak.  Orang tua yang intens melakukan kontak baik fisik maupun psikis akan dengan mudah membedakan jenis tangisan dari anaknya.

Tangisan yang ditanyakan Bapak di atas, lebih tepat menunjukkan suatu jenis tangisan untuk mencari perhatian. Perlakuan terhadap jenis tangisan ini memang cara terbaiknya adalah dibiarkan sehingga anak tidak menjadi terbiasa. Tangisan jenis ini biasanya tampak dari sedikitnya air mata yang keluar dan suara tangisan yang terdengar manja dan dibuat-buat. Memang seperti yang saya sebutkan di atas, hal ini susah untuk dijelaskan dan dibayangkan. Selain tangisan caper ini, pembiaran terhadapnya tidak akan membuat anak menjadi mandiri. Malah bisa terjadi hal negatif lain yang muncul jika tangisan anak yang menunjukkan ketidaknyamanan ini dibiarkan.

Intinya adalah kenali anak kita dengan baik, intensiflah melakukan kontak dengan anak. Secara otomatis nanti akan muncul kepekaan untuk mendeteksi jenis tangisan anak dan lama-lama kita akan bisa memberikan perlakuan yang tepat terhadap tangisan anak kita.  

Demikian yang bisa saya sampaikan, Pak. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.  Terima kasih sudah berbagi, Pak..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat

DR. Muhammad Fakhrurrozi