Mati Syahid Karena Bencana Alam

 
Mati Syahid Karena Bencana Alam
Sumber Gambar: laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Bencana Alam selalu menghabiskan banyak korban. Ada yang meninggal karena reruntuhan bangunan ada juga yang meninggal karena tenggelam terseret ombak dan sebagainya.

Allah SWT memberikan status syahid akhirat bagi orang-orang yang meninggal karena bencana tersebut.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah RA berikut:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis riwayat Bukhari di atas, menurut al-Aini dalam Umdatul Qari, adalah sebuah penekanan dari Imam al-Bukhari bahwa orang yang mendapatkan status syahid tidak hanya orang yang meninggal dalam keadaan berperang saja. Akan tetapi dalam beberapa keadaan juga bisa disebut syahid. Dalam hadis di atas, Imam al-Bukhari menyebutkan lima, walaupun dalam judul babnya al-Bukhari menyebut tujuh, salah duanya adalah tertimpa reruntuhan dan tenggelam.

Selayaknya orang yang meninggal karena gempa dan banjir, pasti penyebab meninggalnya adalah dua hal, yakni tenggelam atau tertimpa reruntuhan. Oleh karena itu, secara otomatis, korban gempa dan banjir ini termasuk orang yang meninggal syahid.

Akan tetapi, menurut Imam an-Nawawi dalam Syarh Raudhatut Thalibin, syahid dalam lima hal tersebut tidak sama cara pengurusan jenazahnya dengan orang yang mati syahid karena berperang. Jika orang yang mati syahid karena berperang tidak perlu dimandikan, maka orang yang syahid dalam keadaan menjadi korban gempa dan banjir tetap diurus seperti jenazah biasa, yakni tetap dimandikan, dikafani dan lain sebagainya.

 فَهُم كَسَائِرِ المَوتىَ يُغْسَلونَ وَيُصَلىَّ عَليْهِمْ وَإنْ وَرَد فِيهِمْ لفْظُ الشَّهادَةِ

“Mereka (orang yang meninggal syahid dalam kasus tenggelam dan lain sebagainya) cara pengurusan jenazahnya seperti orang yang meninggal biasa, yakni tetap dimandikan dan dishalati walaupun mendapatkan status syahid.”

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ

“Barangsiapa yang dibunuh karena hartanya, maka dia syahid.”

Begitu juga wafat karena tha’un, sakit perut, dan tenggelam.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ قَالَ ابْنُ مِقْسَمٍ أَشْهَدُ عَلَى أَبِيكَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ قَالَ وَالْغَرِيقُ شَهِيد

 

Siapa yang kalian anggap sebagai syahid? Mereka menjawab: “Orang yang dibunuh di jalan Allah, itulah yang syahid.” Nabi bersabda: “Kalau begitu syuhada pada umatku sedikit.” Mereka bertanya: “Siapa sajakah mereka wahai Rasulullah?”
Nabi menjawab: “Siapa yang dibunuh di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena tha’un dia syahid, siapa yang mati karena sakit perut maka dia syahid.” Ibnu Miqsam berkata: “Aku bersaksi atas ayahmu, pada hadits ini bahwa Beliau bersabda: “Orang yang tenggelam juga syahid.”

Juga karena melahirkan, tertiban, dan terbakar. Sebagaimana hadits berikut:

الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ ».

Mati syahid itu ada tujuh golongan, selain yang terbunuh fi sabilillah: “Orang yang kena penyakit tha’un, tenggelam, luka-luka di tubuh, sakit perut, terbakar, tertiban, dan wanita melahirkan.”

Dalam riwayat yang lebih lengkap, digabungkan syahid dunia dan syahid akhirat .

Dari Sa’id bin Zaid Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ

“Barangsiapa yang dibunuh karena hartanya maka dia syahid, barangsiapa dibunuh karena agamanya maka dia syahid, barangsiapa yang dibunuh karena darahnya maka dia syahid, barangsiapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka dia syahid.”

Para ulama mengomentari hadits ini:

قال العلماء:المراد بشهادة هؤلاء كلهم، غير المقتول في سبيل الله، أنهم يكون لهم في الآخرة ثواب الشهداء، وأما في الدنيا، فيغسلون، ويصلى عليهم.

“Yang dimaksud adalah syahadah (mati syahid) bagi mereka semua, bukan karena terbunuh di jalan Allah, dan sesungguhnya bagi mereka di akhirat akan mendapatkan ganjaran syuhada, ada pun di dunia mereka tetap dimandikan dan dishalatkan.”

Untuk syahid akhirat (mati berperang melawan orang kafir dalam rangka membela agama), jenazahnya langsung dikubur dengan pakaian terakhir yang dipakainya, tanpa dimandikan dan dishalatkan (tapi tidak terlarang jika mau dishalatkan). Sedangkan syahid dunia, jenazahnya diurus sebagaimana wafat biasa.

Doa Mati Syahid yang Dapat Diterapkan

Biasanya ketika mengalami masalah, seseorang akan berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. Salah satu doanya adalah doa pendek Allahumma yassir wala tu'assir.

Namun meninggal dalam keadaan syahid banyak didambakan oleh umat Islam, termasuklah salah satunya sahabat Rasulullah yang bernama
Umar Bin Khatab.

Berikut kalimat doa yang selalu dipanjatkan Umar bin Khattab RA.

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ صلى الله عليه وسلم

"Allahummarzuqni syahadatan fi sabilika, waj’al mauti fi baladi rasulika."

Artinya: "Ya Allah, karuniakanlah kepadaku Syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di kota Rasul-Mu."

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَىْءٍ غَيْرُ الشَّهِيدِ فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ

Artinya: “Semua orang yang masuk surga berangan-angan bisa kembali ke dunia, dan mereka memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Kecuali orang yang mati syahid.

Beliau bercita-cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh, berulang sepuluh kali, setelah beliau melihat besarnya pahala yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Bukhari 2662, Muslim 4976, dan yang lainnya).

Demikianlah informasi lengkap mengenai mati syahid mulai dari pengertian, keistimewaan orang yang mati syahid, contoh kematian yang dinyatakan sebagai mati syahid beserta doa agar dianugrahkan kematian dalam keadaan syahid.

 

Sumber :
1. Kitab Umdatul Qari
2. Syarh Raudhatut Thalibin Imam Nawawi

_________________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 06 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan
Editor : Lisandipo