Hubungan Santri dan Politik, Ini Kata Menaker

 
Hubungan Santri dan Politik, Ini Kata Menaker

LADUNI.ID, Cianjur – Banyaknya pandangan sebagian orang yang mengatakan politik itu kotor, membuat Menteri Tenaga Kerja, M Hanif Dhakiri meminta kepada santri untuk berpolitik. Hal ini disampaikan Hanif dalam Reuni Akbar ke-11 Pesantren Miftahul Huda Al Musri di Desa Ciendog, Ciranjang, Cianjur, Sabtu (22/9).

"Saya ingin sampaikan bahwa politik itu hal yang mulia, politik hal yang sangat baik. Politik itu adalah seni. Rasul berpolitik, sahabat berpolitik, tabiin berpolitik, berpolitik, kyai kyai kita berpolitik," tutur Menaker Hanif.

Menaker mengatakan, kalau ada kiai berpolitik itu karena memang pendahulu kita berpolitik. "Masa kalau masyarakat ikut pemilihan kepala daerah mencoblos pemimpin menuruti kiainya dianggap tidak rasional," kata Menaker Hanif.

"Ada kelahiran datang ke kiai, ada kematian ke kiai, anak sakit ke kiai, anak lulus sekolah mau syukuran ke kiai, dan anak mau nikah ke kiai. Masa giliran politik tidak boleh ke kiai?" ucap Menaker Hanif.

Sambil mengutip pernyataan Al-Ghazali, politik adalah usaha-usaha perbaikan manusia menuju jalan yang menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat.

"Jadi itu arti politik yang sesungguhnya. Bila ada yang kotor, ada yang rusak pasti bukan politiknya tapi orangnya. Jangan sampai ada santri anti politik," ungkap Menaker Hanif.

Selain itu, Menaker Hanif juga menambahkan, definisi politik Al-Ghazali berbeda dengan politik ala barat. Di barat, politik dipisahkan dengan agama. Politik disebut urusan publik, agama disebut urusan pribadi. Itu namanya sekuler.

"Menurut Al-Ghazali, agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Itu lah dasar utama umat islam, para santri juga harus terlibat dalam politik," terangnya.

Lebih lanjut, menurut Menaker Hanif, politik itu sangat penting karena tujuan utama berpolitik untuk membentengi akidah. Akidah perlu dibentengi oleh politik karena kalau tidak kekuasaan bisa menggerus akidah.

"Akidah juga sangat diperlukan oleh politik karena politik kalau tidak didasari oleh akidah maka politiknya tidak maslahat, manfaat, dan berkah. Itulah kenapa politik dan agama tidak bisa dipisah-pisahkan," tegas Menaker Hanif.