Kolom Gus Nadir: Kata yang Diselipkan’ dalam Memahami Ayat Al-Qur’an

 
Kolom Gus Nadir: Kata yang Diselipkan’ dalam Memahami Ayat Al-Qur’an

LADUNI.ID -  Al-Qur’an turun dalam bentuk prosa, bukan dengan bahasa Undang-Undang. Layaknya sebuah prosa kalimatnya terkadang menghilangkan sejumlah kata, yang tidak mungkin kita untuk pahami secara harfiah atau apa adanya. Bahkan akan keliru kita memahami kalimat yang mengandung sastra dengan pemahaman literal atau apa adanya. Keindahan kata harus dibarengi dengan keindahan imajinasi.

Misalnya kalimat: anta syamsun. Engkaulah mentari. Kalimat ini tidak bisa dipahami bahwa kita sedang menganggap mitra bicara sebagai matahari dalam arti planet yang menerangi galaksi bima sakti. Maka perlu diselipkan kata lain dalam imajinasi kita untuk memahaminya. Misalnya dengan menyelipkan kata “bagai” dan “hatiku” sehingga kalimat “Engkau Mentari” kita imajinasikan dengan makna “Engkau Bagai Mentari Hatiku”.

Saya ingin memberi beberapa contoh ayat dalam al-Qur’an yang tidak bisa dipahami hanya lewat terjemahan per kata atau terjemahan harfiah semata. Kita butuh penjelasan para ulama untuk memahami maknanya.