FISIF UI Bedah Buku Soal Perlakuan terhadap Teroris di Lapas

 
FISIF UI Bedah Buku Soal Perlakuan terhadap Teroris di Lapas

LADUNI.ID,Depok - FISIP UI menggelar acara bedah buku berjudul 'Narapidana Teroris & Perlakuan di Lembaga Pemasyarakatan Indonesia' di Gedung Miriam Budiardjo Research Center (MBRC) Jumat (23/11). Acara bedah buku dihadiri langsung oleh salah satu penulisnya yaitu dr. Drs. Arthur Josias Simon Raturambi. Pembahas dalam acara bedah buku ini adalah dosen dari Departemen Kriminologi FISIP UI Iqrak Sulhin. 

Sebagamana dilansir dari laman UI, bedah buku ini membahas mengenai perlakuan lembaga pemasayarakatan (lapas) sebagai tempat “singgah” sementara para narapidana teoris (napiter). Bedah buku ini merupakan rangkaian dari kegiatan Gelar Ilmu FISIP UI 2018.

Dalam buku tersebut ditulis soal perlunya perlakuan yang berbeda dalam menangani para napiter dibanding narapidana lainnya. Sebab kejahatan terorisme merupakan jenis kejahatan berat yang dimana para pelakunya akan dijatuhi hukuman yang tidak main-main.

Sementara itu untuk para napiter inipun masih harus dibagi lagi berdasarkan perannya dalam melakukan aksi teror. Sebut saja para ideolog yang akan memasuki zona merah yang akan dipisah dengan napiter lainnya untuk mengantisipasi penyebaran paham-paham radikal dari para ideolog tersebut.

Lalu, dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa terdapat pendekatan kultural yang dapat dilakukan untuk mendekati napiter ini. Contohnya adalah penggunaan bahasa, penulis mengungkapkan di salah satu lapas terdapat beberapa psikolog yang menggunakan bahasa-bahasa lokal dalam memberikan treatment-nya sehingga napiter merasa dekat dan mudah dalam melakukan treatment. Untuk napiter laki-laki biasanya sangat senang dan lebih terbuka apabila psikolognya perempuan sehingga lapas sering menggunakan psikolog perempuan dalam melakukan treatment.

Sementara itu Iqrak Sulhin sebagai pembahas menambahkan lembaga pemasayarakatan haruslah memasyarakatkan pengguninya. Konsep isolasi seharusnya bukanlah jenis dari lembaga pemasayarakatan yang ada. Isu perlakuan napiter dalam lapas ini sudah berkembang sejak lama namun tidak ada aksi apa-apa dari para pengambil kebijakan.

Lebih lanjut Iqrak menambahkan jika buku ini merupakan buku lama dimana data-data yang digunakan juga merupakan data lama. Sehingga dia berharap akan muncul edisi terbaru yang berisi  bukti-bukti empiris mengenai perkembangan lapas dalam perlakukan terhadap napiter.