Jangan Putus Asa dalam Berdo’a

 
Jangan Putus Asa dalam Berdo’a
Sumber Gambar: Ilustrasi Laduni.ID

LADUNI.ID, Jakarta - Jangan pernah berhenti berdo’a, apalagi sampai putus asa. Yakinlah bahwa do’a yang kita panjatkan akan diijabah Allah Ta'ala.
Di antara hal yang menunjukkan keutamaan do’a, bahwa Allah mengajak para hamba-Nya untuk berdo’a kepada-Nya dan berjanji untuk mengabulkan permohonan mereka.

Allah SWT Berfirman dalam QS.Al-Mu'min 40:60

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ (٦٠)

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS.Al-Mu'min 40:60)

Allah bukanlah PHP (Pemberi Harapan Palsu), akan tetapi Allah adalah PHT (Pemberi Harapan Terbaik). Karena Allah pasti akan mengabulkan do’a hamba-Nya. Perlu kita ketahui, ada 3 cara Allah mengabulkan do’a hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR.Imam Ahmad).

Ijabah artinya dalam berdo’a menunjukkan bahwa do’a yang dipanjatkan dapat diterima Allah SWT, dikabulkan ataupun terjawab. Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya " Qutu Al-Habib Al-Gharib " menjelaskan ada tiga makna ijabah Do’a:

1. Terkadang Allah memberi sesuai permintaan kita,
2. Kadang Allah ijabah dengan menolak bala dari kita
3. Atau ijabah itu adalah berupa pahala di Akhirat kelak.

Sehingga di Akhirat nanti Allah akan berikan kepadanya pahala istimewa yang membuat hamba itu heran dan berkata: "Ya Allah pahala apa ini? Maka Allah menjawab: "Bukankah engkau berdo’a kepada-Ku meminta ini dan ini, pada saat begini dan begini, maka do’a yang kau panjatkan tidak Aku beri di dunia, namun di Akhirat inilah kau terima".

Al-Imam Ibnu 'Athoillah As-Sakandari menyampaikan lewat Kitab Hikam-nya:

لا يكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك ، فهو ضمن لك الإجابة فيما يختار لك، لا فيما تختار لنفسك ، و في الوقت الذي يريد ، لا في الوقت الذي تريد

Artinya: "Janganlah engkau berputus asa, berhenti berdo'a disaat apa yang kau pinta terlambat (belum Allah ijabah) padahal engkau sudah memintanya dengan serius dan sungguh-sungguh. Sebab Allah pasti menjamin ijabah untukmu, sesuai pilihan Allah untukmu, bukan sesuai pilihanmu untukmu, pada waktu yang Allah tetapkan, bukan pada waktu yang kau inginkan."

Oleh Karena itu, mari kita berdo’a kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan tetap optimistis bahwa Allah SWT mengijabah do’a kita, sesuai kehendak-Nya, tanpa dicampuri dengan kehendak kita.

Berdo’alah kepada Allah SWT apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita belum butuhkan. Berdo’alah kepada Allah SWT dengan maksud menghambakan dan menghinakan diri, bukan maksud menuntut Allah Ta'ala.

 

Sumber : Kitab Qutu Al-Habib Al-Gharib (Karya. Syaikh Nawawi Al-Bantani),
Kitab Al-Hikam (Karya. Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari)

___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Minggu, 13 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Lisanto
Sabtu Legi , 20 Mei 2023