Syair-syair Sang Pujangga Sahabat Hassan bin Tsabit dalam Membela Nabi Muhammad SAW

 
Syair-syair Sang Pujangga Sahabat Hassan bin Tsabit dalam Membela Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Nama lengkapanya adalah Hassan bin Tsabit bin Al-Mundzir Al-Khazraji Al-Anshori, yang kemudian biasa disebut Abul Walid. Beliau merupakan salah satu sahabat dari kalangan kaum Anshor. Setelah masuk Islam, para sahabat menyebutnya sebagai “Sya’iru Rasulillah” (Sang Pujangga andalan Rasulullah).

Gelar tersebut tidak lain adalah karena komitmen dan konsistensinya dalam membela Rasulullah SAW dengan berbagai syair dahsyat yang membungkam cemoohan orang-orang kafir saat itu. Ternyata syair-syair yang dibuatnya disukai oleh Rasulullah SAW dan bahkan didoakan agar apa yang dilakukan oleh Hassan bin Tsabit itu diiringi selalu dengan pendampingan Jibril.

Banyak kisah mengenai dirinya yang diriwayatkan oleh para sahabat. Kisah sepak terjang Hassan bin Tsabit menciptakan syair-syair dalam membela Rasulullah SAW banyak direkam oleh para periwayat Hadis, salah satunya adalah keterangan Hadis yang ada di dalam Kitab Shahih Muslim berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ عُمَرَ مَرَّ بِحَسَّانَ وَهُوَ يُنْشِدُ الشِّعْرَ فِي الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ كُنْتُ أُنْشِدُ وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ اللَّهَ أَسَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ قَالَ اللَّهُمَّ نَعَمْ

“Dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwasanya Umar bin Khaththab pernah berjalan melewati Hassan yang sedang melantunkan syair di Masjid. Lalu Umar menegurnya dengan pandangan mata. Tetapi Hassan berkata, ‘Dulu saya pernah melantunkan syair di Masjid ini, yang ketika itu ada seseorang yang lebih mulia daripadamu yaitu (Rasulullah).’ Kemudian Hassan menoleh kepada Abu Hurairah seraya berkata, ‘Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah hai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah berkata kepada saya, Hai Hassan, balaslah syair orang-orang kafir untuk membelaku! Ya Allah ya Tuhanku, dukunglah Hassan dgn Jibril!' Abu Hurairah menjawab, 'Ya Allah, Ya, (Saya pernah mendengarnya).”

Rasulullah SAW seringkali memuji karya-karya Hassan bin Tsabit. Karena dengan syairnya, Hassan membela Rasulullah SAW dan menangkis hinaan dan celaan berupa syair-syair rendahan dari orang-orang kafir Quraisy. Bagi orang-orang Quraisy sendiri syair Hassan ibarat tombak yang merobek tabir aib dan cacat mereka sehingga mereka pun terdiam membisu tidak mampu menjawab.

Terkait para penyair kafir itu, Al-Qur’an mencela mereka sebagaimana terdapat di dalam Surat Asy-Syu’ara’ ayat 224-226. Allah SWT berfirman:

وَالشُّعَرَاۤءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوٗنَ ۗ اَلَمْ تَرَ اَنَّهُمْ فِيْ كُلِّ وَادٍ يَّهِيْمُوْنَ ۙ وَاَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ مَا لَا يَفْعَلُوْنَ.

“Para penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah engkau melihat bahwa mereka merambah setiap lembah kepalsuan. Dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya.”

Sedangkan sosok pujangga yang beriman, banyak berdzikir kepada Allah dan membela orang yang terzalimi layaknya Hassan bin Tsabit itu, dikecualikan dan dipuji sebagaimana terdapat di dalam Surat Asy-Syu’ara’ ayat 227. Allah SWT berfirman:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّانْتَصَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا ۗوَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ ࣖ

“Kecuali (para penyair) yang beriman, beramal saleh, banyak mengingat Allah, dan bangkit membela (kebenaran) setelah terzalimi. Orang-orang yang zalim kelak akan mengetahui ke mana mereka akan kembali.”

Di dalam Shahih Muslim ditemukan syair-syair dahsyat yang disampaikan oleh Hassan bin Tsabit dalam membela Rasulullah SAW.

Sebenarnya syair-syair Hassan bin Tsabit sangat banyak, sampai ada yang mengumpulkan dan diklasifikasikan sesuai qofiyah dengan urutan Huruf Hijaiyah, mulai dari Alif sampai Ya’. Kumpulan tersebut kemudian menjadi sebuah kitab dengan judul Diwan Hassan bin Tsabit, yang disusun dan disyarahi oleh Abda’ Ali Muhinna.

Berikut di antara syair-syair sang pujangga kebanggaan Rasulullah SAW yang sangat masyhur itu.

 عَدِمْنَا خَيْلُنَا إِنْ لَمْ تَرَوْهَا * تُثِيْرُ النَّقْعَ مَوْعِدُهَا كَدَاءُ

Kuda kami tiada layak hidup jika belum kalian saksikan dalam serangan menerbangkan debu pada tempat yang tertuju Kada (dekat Makkah).

يُبَارِيْنَ الْأَسِنَّةَ مُصْعِدَاتٍ * عَلَى أَكْتَافِهَا الْأَسَلُ الظِّمَاءُ

Kuda-kuda itu balapan dengan lesatan mata tombak, menapaki bebukitan, di atas punggung mereka terdapat tombak yang haus.

 تَظَلُّ جِيَادُنَا مُتَمَطِّرَاتٍ * تُلَطِّمُهنَّ بِالْخُمُرِ النِّسَاءُ

Kuda-kuda kami dengan gesit tetap siaga menyerang musuh dengan kecepatan tinggi bagai air menghujani, yang melawan serangan hanyalah pakaian penutup aurat dari wanita-wanita yang ketakutan terhadap musuh.

 فَإِمَّاتُعْرَضُوْا عَنَّا اعْتَمَرَنَا * وَكَانَ الْفَتْحُ وَانْكَشَفَ الْغِطَاءُ

Jika kalian tidak menghalangi kami maka pasti kami telah menunaikan ibadah umroh, selanjutnya kota Makkah dibebaskan dan tirai kekufuran disingkap dari sekian lama tertutupi cahaya kebenaran.

 وَإِلَّا فَاصْبِرُوْا لِجَلَادِ يَوْمٍ * يُعِزُّ الله فِيْهِ مَنْ يَشَاءُ

Jika kalian tidak menyerah maka bersabarlah kalian menghadapi hari pertempuran yang sulit dimana Allah akan memberi keperkasaan kepada hamba-hambanya yang dikehendaki.

 وَجِبْرِيْلُ أَمِيْنُ اللهِ فِيْنَا * وَرُوْحُ القُدْسِ لَيْسَ لَهْ كِفَاءُ

Malaikat Jibril adalah pemegang perintah amanah Allah, sebagai ruh yang suci tiada yang mampu menandinginya dalam mengayomi dakwah Islamiyah membantu rasulullah SAW dan kaum muslimin.

   وَقَالَ اللهُ، قَدْ أَرْسَلْتُ عَبْداً * يَقُوْلُ الْحَقَّ إنْ نَفَعَ البَلَاءُ

Allah berfirman: Sungguh kuutus seorang hamba yang mengucap kebenaran dan itu ujian bagi keimanan manusia semoga, ujian itu diambil manfaat/ hikmahnya atau disabari.

شَهِدْتُ بِهِ، فَقُوْمُوْا صَدِّقُوْهُ * فَقُلْتُمْ، لَا نَقُوْمُ وَلَا نَشَاءُ

Aku telah bersaksi (bersyahadat), dan tunaikanlah juga kesaksian kalian dan terimalah oleh kalian kebenaran itu, namun kalian menjawab; kami tiada mau bersyahadat dan kami tiada berkehendak membenarkan rasul itu.

 هَجَوْتَ مُحَمَّداً، فأَجَبْتُ عَنْهُ * وَعِنْدَ اللهِ فِي ذَاكَ الْجَزَاءُ

Engkau (Abu Sufyan) menghujat nabi Muhammad SAW, dan saya membantah semua hujatan pada-Nya, saya tidak diam dan selalu membela-Nya karena saya berharap imbalan pahala dari Allah SWT.

أَتَهْجُوْهُ، وَلَسْتَ لَهُ بِكُفْءٍ * فَشَرُّكُمَا لِخَيْرِكُمَاالْفِدَاءُ

Tidakkah kamu menghujat-Nya? dan engkau bukan orang sebanding dengan-Nya, sedang engkaulah simbol keburukan dan Nabi SAW simbol kebaikan.

هَجَوْتَ مُبارَكاً، بَرًّا، حَنِيْفًا * أَمِيْنَ اللهِ، شِيمَتُهُ الوَفاءُ

Telah engkau hujat seorang yang penuh berkah, yang penuh kebajikan, yang pewaris keyakinan murni, beliau sebagai pemegang amanah Allah, yang berciri pengayom dan ikhlas.

 فَمَنْ يَهْجْوْ رَسُوْلَ اللهِ مِنْكُمْ * وَيمْدَحُهُ ويَنْصُرُهُ سَوَاءُ

Maka siapapun yang menghujat Rasulullah dari golongan kafir seperti kalian, maka hujatan atau pujian sekalipun atau pembelaan dari kaum kafir, tidak berdampak positif atau sama saja tiada nilai.

  فَإِنَّ أَبِيْ وَوَالِدَهُ وَعِرْضِيْ * لِعِرْضِ مُحُمَّدٍ مِنْكُمْ وِقَاءُ

Pengorbananku: bahwa bapakku, kakekku, dan seluruh kehormatanku, adalah taruhan/ tameng bagi kehormatan nabi Muhammad SAW dan sebagai perisai dari kejahatan kalian.

 لِسَانِيْ صَارِمٌ لَا عَيْبَ فِيْهِ * وَبَحْرِيْ لَاتُكَدِّرُهُ الدِّلَاءُ

Lidahku pedang tajam tidak menyimpan cela kecuali pasti dibeberkan, sedangkan kemampuanku bersyair bagaikan lautan yang tak dikeruhkan oleh timba pengambil air.

  فَنَحْكُمُ بالقَوافي مَنْ هَجَانَا * ونَضْرِبُ حِيْنَ تَخْتَلِطُ الدِّمَاءُ

Kami menghakimi para penghujat dengan untaian syair-syair, dan kami menebas siapa saja yang berada dalam medan tempur dan bentrok darah melawan kami.

Sementara, syair-syair tentang cinta kepada Rasulullah yang sangat dikenal oleh banyak ulama bahkan menjadi bacaan wajib di sejumlah pesantren di Indonesia tidak kalah banyak jumlahnya. Syair-syair itu sangat indah untuk diungkapkan.

Dalam sebuah riwayat, dikisahkan suatu ketika Hassan bin Tsabit pernah melihat Nabi Muhammad SAW sedang bersedih. Kemudian Nabi Muhammad SAW meminta Hassan Ibn Tsabit untuk menghibur dengan syair-syairnya. Lalu Hassan bin Tsabit membaca gubahan syair-syairnya, sebagaimana berikut:

قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْك * فَسَرَّ قُلُوْبَنَا ذَاكَ العَطَاءُ

Kami telah membaca dalam Surat Ad-Dluha firman Allah, “Walasaufa Yu’thika….”; maka karunia besar itu membuat hati kami menjadi sangat senang.

وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِي * وَأجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَاءُ

Mataku benar-benar tidak pernah melihat orang sebaik dirimu, dan tidak pernah ada seorang perempuan-pun yang melahirkan orang seperti dirimu.

حَاشَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ تَرْضَى * وَفِيْنَا مَنْ يُعَذَّبُ أوْ يُسَاءُ

Wahai Rasulullah… engkau pastilah tidak akan rela jika di antara kami ini ada yang disiksa atau dihinakan.

خُلِقْتَ مُبَرَّءًا مِنْ كُلِّ عَيْبٍ * كَأنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَاءُ

Engkau (wahai Rasulullah) diciptakan dalam keadaan suci dari segala aib, seakan engkau diciptakan sesuai keinginan dirimu sendiri.

نَبِيٌّ هَاشِمِيٌّ أبْطَاحِيٌّ * شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَالـْـوَفَاءُ

Engkau adalah seorang Nabi, dari Bani Hasyim, berasal dari Abtah, yang sifat-sifatnya sangat pemurah dan pemaaf serta menepati janji.

Masih banyak syair-syair dahsyat gubahan dari sang pujangga sahabat Hassan bin Tsabit. Pembaca bisa melihatnya di dalam Kitab Diwan Hassan bin Tsabit, yang disusun dan disyarahi oleh Abda’ Ali Muhinna. []


Editor: Hakim