Tahun 1830 M: Sandi Perjuangan Santri Pangeran Diponegoro dalam Filosofi Buah Sawo

 
Tahun 1830 M: Sandi Perjuangan Santri Pangeran Diponegoro dalam Filosofi Buah Sawo
Sumber Gambar: gdm.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pernahkah kalian melihat dan memperhatikan, di sekitar masjid atau pondok pesantren yang ada di jawa ditumbuhi oleh pohon sawo? Dan apakah kalian tahu bahwa pohon-pohon sawo itu adalah sebuah kode atau sandi yang merupakan peninggalan dari seorang ulama hebat yang tak kenal menyerah dalam melawan kolonial Belanda.

Ya, ulama tersebut tidak lain adalah Pangeran Diponegoro. Sebagaimana dijelaskan oleh Mu’nim DZ, di dalam bukunya yang berjudul Fragmen Sejarah NU Menyambung Akar Budaya Nusantara, mengatakan bahwa Pangeran Diponegoro meninggalkan sebuah pesan kepada kyai Badrudin sebelum beliau dibawa oleh pasukan Belanda, karena telah tertangkap. Pesan itu adalah dalam rangka penanaman pohon buah sawo, yang ternyata menjadi symbol perjuangan dan mengandung banyak makna filosofis.

Kenapa harus pohon buah sawo? Sawo adalah buah yang memiliki kulit yang kasar dan berwarna coklat atau kekuningan, dengan rasa dagingnya yang manis, dan lembut kalau sudah matang. Siapa yang mengira kalau pohon buah ini dijadikan kode atau sandi oleh Pangeran Diponegoro.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN