Info Harian Laduni: 06 Oktober 2023

 
Info Harian Laduni: 06 Oktober 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 06 Oktober ini menjadi momentum bagi kita semua merayakan hari kelahiran Habib Muhsin bin Umar Al-Attas. Serta menjadi momentum bagi kita semua untuk mengenang kepergian KH. Adlan Aly.

Di desa Pedawa, Idi Aceh, pada hari Ahad, 6 Oktober 1935 M/8 Rajab 1354 Habib Muhsin dilahirkan. Habib Muhsin kecil, tumbuh dan menghabiskan masa kanak-kanak beliau dalam keadaan yatim. Karena ayahanda, Habib Umar bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Aqil Al-Attas meninggal dunia ketika beliau masih kecil.

Setelah selama 20 tahun Al-Habib Muhsin mengabdikan dirinya di Ma’had Darul Hadits, beliaupun berkeinginan untuk mendirikan Pesantren sendiri. Maka beliau membeli sebidang tanah di dusun Ngamarto, Lawang. Di atas tanah ini, sebagai langkah pertama, beliau membangun rumah untuk tempat tinggal dan mushalla kecil untuk shalat jama’ah dan mengaji Al-Quran anak-anak kecil.

Beliau selalu ikhlas ketika berdo’a untuk orang lain. Hampir seluruh semenanjung Malaysia telah beliau datangi hanya untuk berziarah dan mendo’akan orang lain. Wajah beliau yang teduh dan senyum beliau yang selalu tersungging, telah menumbuhkan kecintaan yang mendalam pada diri orang yang pertama kali berjumpa dengan beliau.

Al-Habib Muhsin bin Umar Al-Attas, terkenal di kalangan teman-teman dan para murid, beliau mempunyai akhlaq yang terpuji dan rendah hati. Begitu juga, orang mengenal beliau sebagai pribadi yang senantiasa menepati janji, dermawan, ikhlas dalam berbuat dan tidak pernah sakit hati pada orang lain. Beliau sangat senang menyambung silaturrahim dan berziarah ke sanak keluarga yang tinggal bertebaran di berbagai kota dan Negara.

KH. Adlan Aly lahir pada 03 Juni 1900 di Pesantren Maskumambang, Kabupaten Gresik. Beliau merupakan putra dari pasangan Hj. Muchsinah dan KH. Ali.

KH. Adlan Aly wafat pada tanggal 17 Rabiul Awal 1411 H atau 6 Oktober 1990 M dalam usia 90 tahun. Ulama kharismatik tersebut dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng, Jombang.

Saat menjadi santri di Tebuireng, KH. Adlan Aly menjadi kepercayaan dan santri kesayangan KH. Hasyim Asy'ari. Pasalnya beliau adalah Hafidz Al-Qu’ran dan alim. Tak jarang KH. Hasyim sering meminta pendapat kepada beliau bilamana ada permasalahan seputar fiqih. Beliau sering diminta menjadi imam mengantikan KH. Hasyim saat berhalangan hadir. Khususnya saat Ramadhan, menjadi imam shalat tarawih di masjid Tebuireng.

Di daerah Cukir dan sekitarnya juga belum memiliki sekolah lanjutan setingkat SMP dan SMA. Akhirnya diadakan musyawarah dan sepakat mendirikan pondok dengan nama Madrasah Mu’allimat, Cukir. Bersamaan dengan kedatangan para santri putri dan pelajar putri yang ingin mondok, Kyai Adlan Aly lalu membangun asrama sederhana di belakang rumah beliau.

Empat tahun setelah wafatnya sang guru di tahun 1947, Kyai Adlan Aly baru bisa merealisasikan untuk membangun pondok putri yang diberi nama Madrasah Mu’allimat, Cukir. Pondok itu juga bernilai strategis bagi masyarakat Jombang. Diketahui banyak anak-anak putri tamatan Madrasah Ibtidaiyyah tidak dapat melanjutkan belajar keluar daerah karena keterbatasan biaya.

Pada Muktamar NU ke-26 di Semarang tahun 1979, Kiai Adlan Aly terpilih sebagai ketua umum pertama Jam’iyyah Ahli-t-Thariqah Al-Mu’tabarahan-Nahdliyyah (JATMAN). Dan memang baru pada muktamar kali ini NU punya organisasi tarekat sendiri berskala nasional. Karena sebelumnya ada organisasi tarekat yang dipimpin oleh KH. Musta’in Romly, putra KH. Romly Tamim Rejoso.

KH. Adlan Aly adalah sebagai seorang yang perhatian, sabar, juga rendah hati. Selain sebagai Kyai yang wira’i, beliau juga berpenampilan sangat sederhana. Kyai yang akrab dengan penampilan kepala bersorban, jas dan bersarung ini dikenal juga sebagai Kyai yang dermawan.

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah