Ziarah di Makam KH. Mashum Blora, Pendiri Cabang NU Pertama di Indonesia

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Mashum Blora, Pendiri Cabang NU Pertama di Indonesia

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Mashum beliau adalah ulama besar dan murid dari KH. Hasyim Asy'ari Tebu Ireng Jombang. KH. Mashum memiliki jasa besar dalam membesarkan NU, setelah beliau selesai mondok di pesantren Tebuireng, beliau mendapat amanah membuka cabang pertama Nahdlatul Ulama (NU) di NU.

Dalam dakwahnya, cabang NU pertama langsung mendirikan jemaah di desa-desa yang belum memiliki masjid. Kemudian pengurus juga membangun masjid dan madrasah di sejumlah desa, antara lain Masjid Desa Brumbung, Masjid Al-Ma'shum Dukuh Pelem-Kidangan, Masjid Desa Puledagel, Masjid Desa Tempellemahbang, Madrasah Diniyah Dukuh Pelem-Kidangan, Madrasah Diniyah Jetis Blora, dan lain sebagainya.

Profil

KH. Mashum bin Syamsuddin mungkin tidak begitu familiar di masyarakat luas. Namun KH. Mashum bukan orang sembarangan, beliau merupakan sosok Kyai pertama yang mendirikan cabang Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia. KH. Mashum merupakan ulama besar kelahiran Desa Tinatah, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Mashum Blora

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

KH. Hasyim Asyari

Lokasi Makam

KH. Mashum wafat pada 1947 M. dan dimakamkan di Kidangan, Kabupaten Blora. Banyak versi menyebut, tiga makam yaitu makam KH. Mashum, istrinya, dan makam putranya (Mbah Cholil) bukan di sebelah selatan Masjid Al-Ma'shum yang seperti sekarang, melainkan terletak di perkampungan tanah miliknya.

"Makam Mbah Ma'shum dan keluarga, awalnya berada di sebelah pohon Klampis dekat sungai (kali) Kidangan. Karena adanya longsor zaman dulu, makam dipindahkan di sebelahnya masjid," ujar Chamdani, salah seorang cucu dari Mbah Ma'shum.

Menurutnya, proses pemindahan makam tokoh Kyai NU ini bersamaan dengan dipindahkannya makam Mbah Cholil (putra KH. Mashum). "Makamnya Mbah Cholil dulu dipindahkan 2 kali. Pertama dari pemakam umum ke perkampungan (peperangan), milik Mbah Ma'shum tahun 1994. Kemudian yang kedua itu tahun 2002 bersama Mbah Ma'shum dan Nyai Ma'shum dipindahkan ke selatan Masjid," katanya.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ma'shum banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Blora saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Pemakaman Keluarga di Masjid Al Mashum, Dukuh Pelem-Kidangan, Blora.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Ma'shum, dimudahkan dalam mencari hajat, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Blora di antaranya: Batik Blora,  Baju Kaos Samin, Kue Gendu, Egg Roll, Abon Lele, Gembol Jati, Sate Kambing khas Blora, Sate Daging Sapi khas Blora, Tape Sugihan, Jajanan Dumbeg, Manco khas Blora, Peli Kipu, Asem – asem Ayam