Ziarah di Makam KH. Tubagus Sholeh Ma'mun, Muasis Pesantren Al-Qur’an Serang

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Tubagus Sholeh Ma'mun, Muasis Pesantren Al-Qur’an Serang

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Tubagus Sholeh Ma'mun, belajar langsung ilmu Alquran dari seorang syekh bernama Sarbini Dimyati Mekkah, yang merupakan pemegang silsilah keilmuan Alquran langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Syekh Tubagus Ma’mun merupakan pemegang juara satu qari yang digelar Kerajaan Kairo, Mesir, pada zamannya. Kemudian, Raja Arab Saudi saat itu tertarik dengan keindahan dan ilmu Alquran yang dimiliki Syekh Tubagus Ma’mun. Beliau kemudian dipersilakan oleh Raja Arab menjadi imam salat langsung di Masjidil Haram, Mekkah.

Namun, karena keindahan suara dan ilmu Alquran yang dimiliki Syekh Tubagus Ma’mun, Raja Arab Saudi mengeluarkan maklumat agar Syekh Tubagus Ma’mun tidak memimpin kembali jamaah shalat di Masjidil Haram. Raja saat itu khawatir para jamaah shalat tidak konsen karena keindahan suara dan kemampuan Syekh Tubagus Ma’mun dalam melafalkan Alquran.

Profil

Tubagus Sholeh Ma’mun bin Tubagus Syekh Ma’mun adalah seorang ulama Banten yang lahir dari pasangan Syekh Ma’mun dan Nyai Salhah. Beliau, KH. Tubagus Sholeh Ma’mun lahir di Kampung Kaujon, Desa Kaujon Kota Serang pada tahun 1923.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Syekh Syarbini Al-Dimyati
  2. Syekh Abdul Hamid Nazil
  3. Syekh Ibrohim Ghomrowi

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Tubagus Sholeh Ma'mun

Lokasi Makam

Tubagus Soleh Ma’mun wafat pada 1963 dalam usia yang relatif muda, 40-an tahun. Makamnya berdekatan atau masih satu area dengan Kiai Tubagus Rafi’uddin (Ki Banjir) wafat dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekarang, di area TPU Buah Gede, Kaujon Serang, Banten.

Haul

Haul KH. Tubagus Sholeh Ma'mun diperingati tiap tahun sekali di kalender islam yang diadakan pada bulan Jumadil Awal, Haul beliau diperingati di pesantren Sholeh Ma'mun, Purwosari, Karawang.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

 

Fadilah

Makam KH. Tubagus Sholeh Ma'mun banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kab. Serang saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di pemakaman TPU Buah Gede, Kaujon Serang, Banten.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam menyerap ilmu, dimudahkan dalam meraih cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

Peninggalan

Pondok Pesantren
Pada tahun 1940 KH. Tubagus Sholeh Ma’mun mendirikan Pondok Pesantren Al-Qur’an di mana di kala itu belum ada lembaga-lembaga khusus untuk mempelajari dan mendalami ilmu Al-Qur’an. Selain itu minat masyarakat yang ingin belajar cukup tinggi. Sebab dasar itu KH. Tubagus Sholeh Ma’mun mendirikan Pondok Pesantren Al-Qur’an Lontar yang amat sederhana, namun santrinya cukup banyak, santri yang datang dari berbagai penjuru wilayah tak hanya dari masyarakat sekitar Serang saja, ada juga dari wilayah luar.

Murid-muridnya atau alumni pesantrennya banyak yang menjadi panutan diantaranya, seperti Prof Ibrahim Husen, Rektor Perguruan Tinggi Ilmu-Ilmu Alquran (PTIQ), KH. Tabrani, pendiri Pesantren Athobariyah, KH. Idrus Turus, pendiri Pesantren Turus, Pandeglang, KH Kurtubi,  pendiri Pesantren Rodiatul Qoniin di Cipare (Serang), Tubagus Ahmad Hashuri Tohir, pendiri Pesantren Ath-Thahiriyah, Serang. Selain itu, banyak juga lulusannya yang menjadi qari dan qariah nasional seperti Tubagus Wase Abbas, juara MTQ tingkat nasional (1963), Tubagus Abbas Soleh Ma’mun, juara MTQ di Makassar (1969), dan juara MTQ tingkat internasional di Kuala Lumpur, Malaysia; dan Ratu Humairoh, juara MTQ di Makassar (1969).

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Serang di antaranya:
Sate Bandeng, Gipang, Sambel Burog, Bakso Ikan, Emping, Ceplis, Kue Kacang Ijo, Keripik Getas.