Ziarah di Makam KH. Sulaeman, Muasis Pesantren Assalafiyyah Batujajar

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Sulaeman, Muasis Pesantren Assalafiyyah Batujajar

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Sulaeman adalah ulama kharismatik di Batujajar, Kab. Bandung Barat, beliau adalah pendiri Pesantren Assalafiyyah Batujajar Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Pesantren Assalafiyyah didirkan pada tahun 1917.

1. Profil

KH. Sulaeman lahir di Batujajar Kabupaten Bandung Barat ,Jawa Barat pada tahun 1830. Ayahnya adalah H. Syarif berasal dari Pandeglang Banten. H. Syarif masih keturunan Syaih Maulana Yusuf Ibunya adalah Hj. Siti Mulya .putra seorang petinggi kabupaten Bandung..

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Mansyur  Ciburial
  2. KH. Muhammad Kurdi (Mamah Kurdi) Cimahi
  3. Syekh Abdul Jalil I Cikalama
  4. KH.R. Muhammad Syafi’i Cikalama
  5. KH. Muhammad Tobri Keresek
  6. KH. Raden Muhammad Zarkasyi ( Mama Cibaduyut )

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Sulaeman

2. Lokasi Makam

Intensitas kegiatan pengajian menurun, setelah beliau sering sakit, harus pergi ke dokter atau harus dirawat di rumah sakit. Tapi sekalipun demikian , beliau menitipkan pengajiannya kepada santri-santrinya yang sudah senior. Pada tanggal 27 September 1971, KH. Sulaiman berpulang dipanggil Yang Maha Kuasa. Beliau dimakamkan di pemakaman Keluarga Besar KH. Sulaeman, Batujajar Barat, Kec.Batujajar, Kab.Bandung Barat

3. Haul

Haul KH.Sulaeman (Mamah Batujajar) diperingati tiap setahun sekali di kalender Islam, haul beliau jatuh pada bulan Sya'ban. Haul beliau diadakan di peantren untuk tanggal akan diberitahukan oleh pihak keluarga besar pesantren Assalafiyyah Batujajar.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

4. Fadilah

Makam KH. Sulaeman banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Kab. Bandung Barat saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di pemakaman Keluarga Besar KH. Sulaeman, Batujajar Barat, Kec.Batujajar, Kab.Bandung Barat, Jawa Barat.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam menyerap dan hafalan ilmu, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

5. Peninggalan

Mendirikan Pesantren
Ketika beliau masih mencari ilmu di pesantren, H. Safari yang masih keluarga dari ibunya akan mewakafkan tanahnya jika beliau sudah selesai nyantrinya. Sepulang dari Pesantren, beliau mengadakan pengajian di rumah ayahnya. Setelah H. Safari benar-benar menyerahkan tanahnya untuk dijadikan tanah waqaf, beliau mendirikan pesantren.

Pada tahun 1917, beliau mendapat surat izin mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan pesantren dari pemerintahan colonial Belanda.
Beliau adalah Ulama Besar , santrinya selain dari daerah Kabupaten Bandung ,Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, juga tersebar di berbagai daerah Sukabumi, Garut, Cianjur, Sumedang, Banten, Tasikmalaya dsb.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, beliau menjual hasil pertanian yang yang dikelola bersama-sama santrinya, dan hasil bagi hasil dari tanah yang diparokan kepada masyarakat. Istrinya selain membatik juga senang membuat kue untuk dijual di Pasar Batujajar. Kebetulan rumah dan pesantren terletak di depan Pasar Batujajar.

Dalam mendidik santrinya beliau dibantu oleh putranya yang tertua, yakni KH. Endang Mahmud. Putranya yang tertua ini pernah bermukim di Mekkah selama sepuluh tahun. Keilmuannya tidak diragukan lagi. Beliau sangat terbantu oleh putranya itu, kitab-kitab yang dibawa dari Mekkah sangat banyak ( 4 Ton), dari berbagai kajian keislaman.

Namung, sayang usia KH. Endang Mahmud pada usia relative masih muda, sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Beliau mempunyai prinsip bahwa pengajian itu jangan berhenti sekalipun dalam keadaan genting, sekalipun seorang.

Dalam keadaan apapun pengajian tidak berhenti, sekalipun ketika sibuk harus evakuasi, pengajian tetap di selenggarakan. Santri-santrinya ikut evakuasi mengungsi ke berbagai daerah, dari gunung ke gunung mengarungi sungai, mendaki gunung, melewati hutan dan semak belukar. Pengajian diselengarakan di tempat terbuka atau di rumah-rumah penduduk, atau di rumah santri yang terlewati oleh tujuan evakuasi.Tempat evakuasi di sekitar daerah Cihampelas,Cililin, Rancapanggung, Sindang Kerta, Cijenuk dsb.

6. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kab. Bandung di antaranya:
Peuyeum, Wajit, Sate Kelinci, Gurilem, Bolu Susu, Opak Kolontong, Kicimpring

7. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:

  1. https://www.instagram.com
  2. https://www.youtube.com : Makam Mama Ajengan Batujajar Pendiri Pesantren Assalafiyyah Batujajar KH.Sulaiman dan Manaqibnya