Ini Doa Gus Baha di Multazam ketika Santri-Santri yang Membersamainya Berangkat Haji Meminta Didoakan

 
Ini Doa Gus Baha di Multazam ketika Santri-Santri yang Membersamainya Berangkat Haji Meminta Didoakan
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Suatu ketika, sejumlah santri Pondok Pesantren Sarang, Rembang, yang berangkat haji bersama Gus Baha, meminta didoakan oleh Gus Baha saat berada di Multazam—sebuah tempat yang diyakini sangat mustajab untuk memanjatkan doa.

Tapi respons Gus Baha’ justru tak terduga. Dengan santai dan tegas, beliau menolak, “Moh (nggak mau)!”

Bukan karena pelit doa, apalagi tak peduli. Tapi, seperti biasa, Gus Baha ingin mengajarkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar mengangkat tangan dan berharap terkabul. Beliau malah balik menantang para santri itu.

“Ngaji dulu. Setelah ngaji, saya doakan kalau ingat. Kalau nggak ya sudah,” ujar Gus Baha.

Akhirnya, para santri itu pun menyanggupi. Mereka mengaji kitab Shahih Bukhari bersama Gus Baha. Adapun momennya bukan di waktu santai atau di siang bolong, tapi di lantai 3 Masjidil Haram, jam 2 dini hari sampai Subuh. Bukan main. Walhasil, mereka sendiko dawuh atas instruksi Gus Baha.

Setelah perjuangan mengaji, barulah Gus Baha mengangkat tangan, berdoa untuk santri-santri itu. Tapi siapa yang tahu, Gus Baha bukanlah seperti kebanyakan kyai pada umumnya yang berkenan mendoakan sesuai yang dikehendaki para pemintanya. Beliau berdoa bukan untuk perkara duniawi. Bukan tentang haji, pekerjaan, atau keinginan pribadi para santri. Doa beliau sederhana tapi menyentuh.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN