Ziarah di Makam KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar, Muasis Pesantren An Nuur Ponorogo

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar, Muasis Pesantren An Nuur Ponorogo

Daftar Isi

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar beliau adalah ulama juga pendekar thariqah dari Ponorogo.
KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar adalah pendiri pesantren An Nuur Ponorogo dan pendiri serta guru besar Ikatan Pencak Silat Bunga Islam

Secara kemasan, perguruan tersebut memang didirikan sebagai wadah pencak silat Bunga Islam. Tapi secara substansi, perguruan itu dijadikan sarana dakwah, sebagaimana Sunan Bonang dan Sunang Kalijaga yang menjadikan kesenian budaya sebagai media dakwah. Sedangkan tujuan Kyai mendirikan perguruan itu adalah untuk mengembangkan keilmuan Asmaul Haq yang dikemas dengan pencak silat. Terlebih di Ponorogo sendiri pada waktu itu merupakan basis pencak silat.

Profil

KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar merupakan ulama thariqah sekaligus Muassis Pondok Pesantren An Nuur, Trisono, Babadan,  Ponorogo, Jawa Timur. Beliau lahir dari pasangan suami istri Muhammad Darman dan Nyai Satinem dari Desa Banaran, Delopo, Madiun.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:
 

  1. KH. Hasyim Asyari
  2. Syekh Imam Bakri
  3. Syekh Tholhah
  4. Syekh Imam Rifai

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar

Lokasi Makam

KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar wafat pada tahun 1999, Kyai Djamhari dikebumikan di area Pondok Pesantren An Nuur sebagaimana wasiatnya yang ingin dimakamkan di lokasi tempat beliau berjuang.

Haul

Haul KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar diadakan satu tahun sekali di pesantren An Nuur Ponorogo di Kalender Islam, Haul beliau diperingati pada bulan Muharram, untuk tanggal akan diberitahukan oleh pihak keluarga pesantren An Nuur Ponorogo. Haul beliau dihadiri para santri, alumni pesantren, dan tokoh ulama daerah maupun luar kota.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Moch. Djamhari Ghozali banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kab. Ponorogo saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Pemakaman pesantren An Nuur Ponorogo.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Pondok Pesantren
Pondok pesantren An Nuur didirikan oleh K.H. Moh. Djamhari Ghozali Anwar pada tahun 1985. Bertempat dipinggiran kota perbatasan Kota Madiun Ponorogo, tepatnya di Dusun Tampo II RT 38 RW 13 Kelurahan Trisono Babadan Ponorogo.

Berawal dari Majlis dzikir yang bernama Asmaul Haq dan kegiatan pencak silat Bunga Islam yang keberadaanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Terbukti dengan semakin banyaknya santri yang berguru kepada Beliau.

Dari tahun ketahun semakin berkembang sampai dibangunlah asrama santri yang menginginkan mukim ditempat Beliau. Berawal dari pembangunan asrama kecil tersebut, santri yang mukim semakin bertambah banyak, dari sekitar Ponorogo, Madiun, Ngawi, Trenggalek bahkan sampai luar kota dan luar jawa. Kemudian dibangun Masjid Baitunnur sebagai tempat pusat kegiatan keagamaan.

KH. Moh. Djamhari Ghozali Anwar wafat pada tahun 1999, kemudian perjuangan diteruskan oleh keluarga dan para santrinya hingga sekarang. Kegiatan Majlis dzikir Asmaul Haq dan pencak Silat Bunga Islam yang merupakan cikal bakal pendirian pesantren, sampai saat ini masih berjalan, dan mendapat tempat tersendiri dihati masyarakat. Para santri dan jamaah tersebar diberbagai kota sampai Sumatra, Kalimantan, bahkan sampai Malaysia dan Brunei Darussalam.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Ponorogo di antaranya:
Tiwul, Gethuk Golan, Serabi Ponorogo, Jenang Mirah, Thoring, Dawet Jabung, Bumbu Rujak Petis Welirang