Bukan Sekadar Inovasi, Karakter Adalah Strategi Jangka Panjang

 
Bukan Sekadar Inovasi, Karakter Adalah Strategi Jangka Panjang
Sumber Gambar: Ilustrasi Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, dunia bisnis diramaikan oleh ledakan startup. Mereka muncul dengan ide segar, inovasi canggih, dan strategi agresif. Namun, banyak pula yang tak bertahan lama. Ada yang runtuh karena kehabisan pendanaan, ada yang ditinggal pelanggan, bahkan ada yang hilang tanpa jejak setelah hype mereda.

Fenomena ini mengingatkan pada temuan Keith R. McFarland dalam bukunya The Breakthrough Company. Ia menegaskan bahwa strategi dan inovasi memang penting, tetapi karakter perusahaanlah yang menentukan keberlangsungan jangka panjang.

Di era digital, model bisnis bisa dengan cepat direplikasi. Fitur aplikasi bisa ditiru kompetitor dalam hitungan bulan. Bahkan strategi pemasaran viral hanya bertahan sesaat. Yang membedakan perusahaan yang sekadar “trending” dengan yang mampu bertahan adalah karakter nilai dan kebiasaan yang diwujudkan secara konsisten dalam tindakan nyata.

Sebagaimana dikutip dari Dhammapada:
“Pemikiran mewujud sebagai kata; kata mewujud sebagai perbuatan; perbuatan berkembang menjadi kebiasaan; dari kebiasaan mengkristal menjadi karakter.”

Inilah alasan mengapa banyak startup besar cepat naik, tetapi juga cepat runtuh. Mereka sibuk membakar uang untuk pertumbuhan, tetapi lupa membangun karakter organisasi. Studi McFarland menyoroti kisah Paychex, perusahaan layanan penggajian asal Amerika Serikat. Sejak awal, pendirinya Tom Golisano menanamkan satu nilai utama: semua orang sama.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN