Salahkah jika Ada Orang yang Tidak Suka Kyai?

 
Salahkah jika Ada Orang yang Tidak Suka Kyai?
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Selalu menarik mengikuti pengajian Gus Baha. Penjelasan-penjelasan yang mencerahkan benar-benar menginspirasi banyak orang. Seperti biasa, dalam sebuah potongan pengajiannya yang tersebar di YouTube (di channel Santri Gayeng), beliau seakan menggebrak pemahaman konvensional. Ternyata Gus Baha menyatakan dengan tegas, bahwa orang yang tidak suka pada kyai itu tidak selalu salah. Bisa jadi karena ada perkara lain yang memang menyebabkan hal itu dilakukan. Artinya ketidaksukaan itu tidak bisa selalu dianggap sebagai sebuah kesalahan.

Gus Baha menarik garis batas yang jelas antara kenabian (Nabi) dan pewarisan kenabian (Kyai/Ulama). Para Nabi, ditegaskan Gus Baha, memiliki bayyinah (bukti-bukti nyata) dan perilaku (ahwal) yang meyakinkan, sehingga meragukan atau menentang Nabi adalah kesalahan mutlak. Berbeda dengan kyai atau ulama, meskipun sebagai waratsatul anbiya, yang mewarisi kebaikan dan kearifan, namun mereka tetap manusia yang tak luput dari kekurangan. Jadi jika ada suatu hal yang dilakukannya tidak disukai dan diabaikan oleh orang lain, maka wajar saja. Dan orang itu bisa saja benar dalam melakukannya, sebab mungkin pernah mendapati sikap kyai atau ulama yang tidak cocok dalam pandangannya.

Poin krusialnya terletak pada integritas. Artinya, jika perilaku seorang kyai atau ulama, yang seharusnya menjadi panutan, ternyata tidak menarik atau bahkan menyalahi satu kearifan, maka keraguan atau ketidaksukaan dari masyarakat tidak otomatis menjadi sebuah kesalahan atau dosa.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN