Ketika Pimpinan NU Jadi Rukun Kembali Berkat Sekoci Kyai Bisri
Laduni.ID, Jakarta - Polemik di tubuh PBNU masih saja menjadi bahasan hangat di banyak media sosial. Saya pernah nyeletuk pada teman saya untuk tidak banyak ikut campur berkomentar. Tapi di group WhatsApp para jurnalis NU, hampir setiap hari masih membahas itu. Saya cenderung tidak ikut nimbrung tapi tetap mengamati.
Belakangan saya mengingat satu cerita unik tentang cara Kyai Bisri Mustofa “mendamaikan” para pemimpin NU yang sedang berpolemik tempo hari di zaman beliau. Dari cerita ini, saya secara pribadi yakin satu hal, bahwa memang konflik di tubuh organisasi besar itu bukan barang baru. Yang baru biasanya cuma kemasannya. Dulu namanya “beda pendapat”, lalu belakangan disebut “polemik”, kemudian yang paling khas bisa juga disebut “dinamika”, seperti kata Kyai Hasyim Muzadi.
Polemik di PBNU masih bergulir dan mengundang banyak komentar. Ada yang prihatin, ada yang panas, ada pula yang sibuk memilih kubu sambil merasa paling “menyelamatkan NU”. Padahal, kalau mau sedikit menoleh ke belakang, NU punya tradisi panjang dalam mengelola gesekan. Bahkan, kadang caranya jenaka, tapi justru sangat dalam maknanya, dan memang demikianlah kekhasan kyai-kyai NU.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Masuk dengan GoogleDan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Rp127.000
Rp330.000
Rp142.900
Rp87.500
Memuat Komentar ...