Gubernur Jatim Dilantik, PP Baanar Ansor Sarankan Tekan Angka Narkoba

 
Gubernur Jatim Dilantik, PP Baanar Ansor Sarankan Tekan Angka Narkoba

LADUNI.ID, Jakarta – Hari ini, Rabu (13/2), Gubenur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Presiden.

Pada pelantikan tersebut, Khofifah menyampaikan bahwa dirinya akan meneruskan estafet pembangunan dan pemerintahan di Jawa Timur.

“Saya dan mas Emil resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi pelayan seluruh masyarakat Jawa Timur. Kami berdua akan meneruskan tongkat estafet pembangunan dan pemerintahan di Jawa Timur,” tulis Gubernur Khofifah di akun Instagramnya: @khofifah.ip, Rabu (23/2).

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa dirinya benar-benar berjuang untuk Jawa Timur yang maju, makmur dan sejahtera.

“Kalau Dilan hanya bisa mencintai Milea, maka kami berdua (Khofifah dan Emil, red.) akan mencintai seluruh masyarakat Jawa Timur, tanpa terkecuali,” lanjut Khofifah di akun Instagram-nya.

Sementara itu, ucapan selamat atas pelantikan Khofifah dan Emil sebagai Gubernur Jawa Timur, datang dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah dari Pengurus Pusat Baanar Ansor.

“Selamat atas dilantiknya Ibu Khofifah Indarpawansa dan kang Emil Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024, harapan besar dari masyarakat Jawa timur, semoga membawa Jawa Timur lebih berkemajuan dan sejahtera,” ucap Sattar Hafidz, Pengurus Pusat Badan Anti Narkoba (Baanar) Ansor, di Jakarta, Rabu (23/2) malam.

Kader PMII Jawa Timur ini juga memberikan masukan bagi Gubernur Jawa Timur yang baru dilantik agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur.

“Tahun 2018 di Jawa Timur, tingkat penyalahgunaan narkoba meningkat sekitar 10% atau sekitar 534 kasus dibanding tahun 2017, dengan dilantiknya gubernur yang baru, setidaknya dapat mengatasi masalah tersebut dengan cara menggandeng seluruh instansi terkait terutama kepolisian hingga ke kalangan bawah,” kata Sattar Hafidz.

Melalui hal itu, lanjut Sattar, angka penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur secara keseluruhan, dapat ditekan. “Paling tidak, di tahun 2019 ini, tidak ada lagi penyalahgunaan narkoba, terutama oleh remaja,” pungkasnya.