Pengertian Wudhu, Niat, Hukum dan Doanya

 
Pengertian Wudhu, Niat, Hukum dan Doanya
Sumber Gambar: Foto (ist)

DAFTAR ISI :

1.    Bacaan Niat
2.    Doa Setelah Wudhu
3.    Hukum Berwudhu

Laduni.ID, Jakarta - Wudhu merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seorang muslim untuk mensucikan diri dari hadas kecil untuk menjalankan ibadah seperti shalat dan ibadah-ibadah lainnya.

Berwudhu selain menggunakan air juga bisa digantikan dengan debu yang disebut tayamum. Sebelum berwudhu sangat dianjurkan untuk membaca niat.

1. Niat berwudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَلِرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَصْغَرِفَرْضًالِلّٰهِ تَعَالٰى

“Nawaitul wudhuu-a liraf’ll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”

Artinya : “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah.”

2. Doa setelah berwudhu

اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَهَ اِلاَّالله وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدَ الرَّسُولُ الله اَللهُمَّ جْعَلْنِى مِنَ التَّوَّبِيْنَ وَجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِرِ يْنْ وَجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّلِحِيْنْ

“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna mUhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu. Allahumma j’alnii minat tawwabiina, waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash shalihiina.”

Artinya : “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci dan jadikanlah aku bagian dari hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

3. Hukum Berwudhu

1. Wajib

Berwudhu dihukumi wajib apabila hendak melaksanakan ibdadah seperti shalat, sujud tilawah, thawaf, dan menyentuh mushaf.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mendirikan shalat, basuhlah wajah kalian, dan tangan kalian hingga siku …” (QS. Al Maidah:6)

Dalil berupa hadits:

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Allah tidak menerima shalat seseorang yang berhadats sampai dia berwudhu” (HR. Muslim no.223)

Dalil berupa ijma’ disampaikan oleh Ibnu Rusyd:

وَأَمَّا الْإِجْمَاعُ فَإِنَّهُ لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ فِي ذَلِكَ خِلَافٌ

“Adapun secara ijma’ (kesepakatan), sesungguhnya tidak dinukil dari seorang pun muslimin yang menyelisihi perkara tersebut (wajibnya wudhu).”

الطواف بالبيت صلاة، إلا أن الله قد أحل فيه النطق، فمن نطق فيه، فلا ينطق إلا بخير

“Thawaf di Baitullah itu merupakan shalat. Kecuali bahwa Allah menghalalkan padanya bicara. Maka barangsiapa yang berbicara ketika thawaf, janganlah dia berbicara kecuali tentang perkara yang baik.” (HR. Ibnu Hibban, Al Hakim, Tirmidzi, dari Abdullah bin Abbas)

2. Sunnah

Wudhu sunnah hukumnya ketika akan melakukan semua amal baik seperti dzikir, tidur, berhubungan suami istri, setelah melakukan kemaksiatan, marah, membaca Al-Qur’an, dan memandikan jenazah.

كان النبي صلّى الله عليه وسلم إذا كان جنباً، فأراد أن يأكل أو ينام، توضأ

“Nabi apabila beliau junub dan hendak makan atau tidur, beliau berwudhu.” (HR. Ahmad dan Muslim)

إذا أتى أحدكم أهله، ثم أراد أن يعود، فليتوضأ

“Apabila salah seorang di antara kamu telah berjimak dengan istrinya, kemudian dia ingin mengulangi,maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu.” (HR. Al Jama’ah kecuali Bukhari, dari Abu Sa’id Al Khudri)

فإذا غضب أحدكم فليتوضأ

“Apabila salah seorang di antara kalian marah, berwudhulah.” (HR. Ahmad)

3. Makruh

Hukum wudhu makruh apabila sudah melaksanakan wudhu tetapi belum digunakan untuk beribadah sehingga makruh mengulangi wudhunya.

4. Haram

Bewudhu dapat dihukumi haram apabila seseorang berwudhu menggunakan air hasil ghashob, air hasil mencuri, air yang tidak suci, dan semisalnya.

Dengan demikian, maka hendaklah kita berwudhu dengan sebaik-baiknya dan selalu menjaga wudhu.

Wallahu A’lam Bishowab