Tebarlah Memberantas Ketidakadilan dengan Senyuman

 
Tebarlah Memberantas Ketidakadilan dengan Senyuman

LADUNI.ID, KOLOM- SALAH satu ungkapan yang sering terdengar, adanya perkataan yang menyalahkan pemimpin saat adanya berbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Kadang kita sebagai rakyat jselalu menyalahkan pemimpin, sering pemimpin jadi tumpahan kesalahan atas kerusakan yang di mana-mana terjadi. Pemimpin yang jadi biang kesalahan atas korupsi di berbagai jajaran. Semua disebabkan pemimpin, Kenapa kita tidak mengintrospeksi diri sebelum menyalahkan penguasa. Yang patut dipahami, pemimpin adalah sebenarnya cerminan dari rakyatnya

Salah seorang ulama menyebutkan sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zhalim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zhalim. Jika tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan terjadi pada pemimpin mereka. Jika rakyat menolak hak-hak Allah dan enggan memenuhinya, maka para pemimpin juga enggan melaksanakan hak-hak rakyat dan enggan menerapkannya. Jika dalam muamalah rakyat mengambil sesuatu dari orang-orang lemah, maka pemimpin mereka akan mengambil hak yang bukan haknya dari rakyatnya serta akan membebani mereka dengan tugas yang berat. Setiap yang rakyat ambil dari orang-orang lemah maka akan diambil pula oleh pemimpin mereka dari mereka dengan paksaan.

Sebetul nya banyak langkah yang dapat ditempuh oleh seorang pemimpin agar masyarakat yang dipimpin nya dapat tersenyum. Satu hal yang sifat nya umum adalah sekira nya pemimpin mampu menentramkan hati rakyat dengan menciptakan stabilitas harga pangan pokok guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari nya. Oleh karena itu, kalau saja di masyarakat terjadi gejolak harga beberapa komoditas pangan strategis, seperti beras, daging sapi, cabe, dan lain sebagai nya, maka dampak nya bisa mengganggu stabilitas. Namun pembangunan bukan hanya itu tetapi pembangaunan akhlak dan SDM juga lebih sangat penting.

Pembangunan itu harus merata disemua lini. Kita sebagai khalifatul ardhi berkewajiban untuk menjaga diri kita dan keluarga dari api neraka. Berjihadlah dengan kapasitas masing-masing, pemimpin atau ulil amri pasti berusaha sekuat tenaga menjadikan rakyatnya tersenyum, jihad mereka tanpa dukungan kita pasti tidak akan berhasil. Jihad disini bukanlah dengan mengangkat senjata, melainkan dengan ilmu dan memerangi diri kita hawa nafsu.

Dengan demikian setiap amal perbuatan kita sebagai rakyat akan tercermin pada amalan penguasa mereka. Seorang pemimpin yang jahat dan keji hanyalah diangkat sebagaimana keadaan rakyatnya. Ketika masa-masa awal Islam merupakan masa terbaik, maka demikian pula pemimpin pada saat itu.

Ketika rakyat mulai rusak, maka pemimpin mereka juga akan ikut rusak. Dengan demikian berdasarkan hikmah Allah, apabila pada zaman kita ini dipimpin oleh pemimpin seperti Mu’awiyah, Umar bin Abdul Azis, apalagi dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar, maka tentu pemimpin kita itu sesuai dengan keadaan kita. Begitu pula pemimpin orang-orang sebelum kita tersebut akan sesuai dengan kondisi rakyat pada saat itu. Masing-masing dari kedua hal tersebut merupakan konsekuensi dan tuntunan hikmah Allah

Beranjak itu, untuk mengubah keadaan kaum muslimin menjadi lebih baik, maka hendaklah setiap orang mengoreksi dan mengubah dirinya kita sendiri, bukan mengubah penguasa yang ada. Hendaklah setiap orang mengubah dirinya yaitu dengan mengubah aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalahnya.

***Ahmad Sahal, Dikutip dari berbagai sumber