Inilah Hukum Melihat Kelamin saat Hubungan Suami-Istri

 
Inilah Hukum Melihat Kelamin saat Hubungan Suami-Istri
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Melihat kelamin saat hubungan suami-istri menjadi topik yang sering diperdebatkan dalam ranah hukum dan agama. Dalam banyak tradisi keagamaan, tindakan ini dianggap tidak senonoh dan bertentangan dengan nilai-nilai moral yang dipegang teguh. Dalam Islam, misalnya, tindakan ini dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap privasi dan keintiman pasangan suami-istri, serta dapat merusak keharmonisan dalam hubungan tersebut. Oleh karena itu, umumnya, praktik ini tidak dianjurkan dalam konteks keagamaan.

Dari perspektif hukum sekuler, melihat kelamin saat hubungan suami-istri dapat menjadi bahan perdebatan terkait privasi dan hak asasi individu. Beberapa yurisdiksi mungkin memiliki undang-undang yang melarang pengintaian atau pengawasan terhadap aktivitas seksual antara pasangan suami-istri tanpa izin mereka. Hal ini bertujuan untuk melindungi privasi dan kebebasan individu dalam menjalani kehidupan pribadi mereka tanpa campur tangan yang tidak diinginkan dari pihak lain, termasuk pemerintah.

Dalam praktiknya, penting untuk menghormati batasan-batasan yang ditetapkan oleh hukum dan nilai-nilai agama, serta memahami pentingnya keintiman dan rasa hormat dalam hubungan suami-istri. Meskipun demikian, setiap pasangan memiliki hak untuk menetapkan batasan-batasan mereka sendiri dalam hubungan mereka, dengan saling memahami dan menghormati kebutuhan dan preferensi masing-masing.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang suami yang menggauli (jima’) istrinya, maka jima’nya itu dicatat memperoleh pahala seperti pahalanya anak lelaki yang berperang (dengan kaum kafir) di jalan Allah, lalu terbunuh

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN