Ibarat 'Segoro', Begitulah Kyai Asrori

 
Ibarat 'Segoro', Begitulah Kyai Asrori

LADUNI.ID, Jakarta - Cerita salah satu murid yang diutus oleh Romo Yai Ra sowan menghaturkan bingkisan/hadiah ke beliau Min Ba'dhil Habaib dirumahnya di Solo-Jateng.

Kyai Asrori itu seperti segoro. Tahu segoro? Lautan. Yang namanya lautan itu, semua masuk, semua ditampung. Ya yang bersih, ya yang kotor, semua ditampung. Bahkan sampai, maaf ini, kotoran manusia pun, yang najis itu, masuk kesitu. Itu segoro.

Tapi, yang namanya air segoro, yang namanya air laut itu, tetap suci, dan menyucikan. Air laut itu tidak hanya suci tapi bisa menyucikan. Bisa dipakai wudlu, bisa dipakai mandi taubat. Segalanya.

Kyai Asrori itu ibarat ya sepertu segoro itu. Dengan hatinya yang jembar, lapang... semua orang diterima. Segala macam orang dibaiki sama kyai Asrori. Ya yang ulama' atau ahlu ibadah, ya yang orang ahli maksiatnya, yang datang dengan niat ihklas ataupun yang datang dengan membawa kepentingan; semua diterima dan dilayani dengan akhlak.

Sebagai catatan: semua orang yang datang mendekat, semua diterima dan dilayani oleh kyai Asrori, dengan apa? Dengan ahklak! Ahklak siapa? Ya tentu akhlak Rasulullah SAW. Kami-kami ini, yang katanya anak turun Rasulullah SAW ini sampai sungkan sendiri. Ya Allah... Saya ini sungkan sendiri sama Kyai Asrori itu. Ya apa tidak sungkan, saya ini, yang katanya sibthin Nabi SAW, masih jauh dari akhlak seperti yang dipraktikkan sama Kyai Asrori itu...! Sudah seperti begitu, Kyai Asrori itu, hormatnya kepada kami-kami ini, ya Allah... Luar biasa. 

Padahal beliau itu siapa? Wali Allah, wa mursyiduth-thoriqoh, anak ruhaninya para wali-wali besar, anaknya syeikh Abdul Qodir Al- jailani ra. Lha saya ini siapa? Wong tembre-tembre kayak gini. (Sambil matanya berkaca-kaca).