Doa Puasa Ramadhan Hari ke-24 dan Hikmahnya

 
Doa Puasa Ramadhan Hari ke-24 dan Hikmahnya

Laduni.ID, Jakarta - Ramadhan merupakan satu bulan dari kalender Islam, yang memiliki keutamaan (fadhilah) luar biasa dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan membawa rahmat, ampunan, balasan berganda terhadap amal baik, serta bulan yang mampu melindungi kita dari jilatan api neraka.

Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah dan kemuliaan, sehingga Rasulullah saw di akhir bulan Syakban senantiasa mengajarkan sahabat dan keluarganya akan hikmah dan fadhilah yang dikandung Ramadhan. Ramadhan sudah menjelang akhir dan hanya tinggal menyisakan beberapa hari lagi. Maka jangan lupa terus memperbanyak do’a dan amalan lainnya termasuk membaca doa hari ke 24 Ramadhan.

Berikut ini bacaan doa puasa hari ke-24 Ramadhan 1443 Hijriah beserta teks bahasa Indonesia, arti, dan hikmahnya:

Baca Juga: Peristiwa 24 Ramadhan, Gempa yang Mengguncang Negeri Syam

Doa Puasa Ramadhan Hari ke-24

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ فِيْهِ مَا يُرْضِيْكَ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِمَّا يُؤْذِيْكَ وَ أَسْأَلُكَ التَّوْفِيْقَ فِيْهِ لأَنْ أُطِيْعَكَ وَ لاَ أَعْصِيَكَ يَا جَوَّادَ السَّائِلِيْنَ

“Allâhumma innî asaluka fîhi mâ yurdhîka wa a’ûdzu bika mimmâ yu’dzîka wa asalukat taufîqa fîhi lian utî’aka wa lâ a’shîka yâ ajwadas sâilîn”

Artinya : ”Ya Allah aku memohon pada-Mu di bulan yang suci ini dengan segala sesuatu yang medatangkan keridhaan-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindari kemaksiatan terhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta”

Baca Juga: Kenapa di Indonesia Ukuran Zakat Masyhur 2,5 kg?

Hikmah Puasa Hari Ke-24

Kalian tidak akan keluar dari dunia kecuali kalian melihat kedudukannya di surge. Setiap kalian diberi pahala seribu orang yang sakit, seribu pahala orang yang merantau untuk mentaati Allah, kalian diberi pahala seribu pembebasan dari keturunan Nabi Ismail (AS)

Baca Juga: Kisah Nabi Syam’un Al-Ghozi AS dan Lailatul Qadar


(Kitab Mafaatih Al-Jinaan, bab 2 dan pasal 3, karya Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abbas bin Muhammad Ridha Al-Qummi atau Abbas Al-Qummi Rahimahullah)