Toleransi dalam Perspektif Islam

 
Toleransi dalam Perspektif Islam
Sumber Gambar: tempo.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Istilah toleransi atau yang dalam bahasa Arab sering dikenal dengan kata "tasamuh" memiliki makna menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun, bukan berarti kita mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Sikap toleransi ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Thaha ayat 44, yang berbunyi:

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

"Maka berbicalah kamu berdua (Nabi Musa dan Nabi Harun) kepadanya (Fir’aun) dengan perkataan yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut." (QS. Thaha: 44)

Ayat ini menjelaskan, bahwa perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan dan Nabi Harun secara jelas menegaskan agar bertutur kata dan bersikap baik kepada Fir’aun. Imam Ibnu Katsir menjelaskan, sesungguhnya dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, lemah lembut dan ramah. Hal ini dilakukan supaya lebih menyentuh dalam hati, lebih mudah diterima dan lebih berfaedah.

Lalu, bagaimana sebenarnya konsep toleransi dalam Islam? Konsep toleransi dalam Islam tentu mengajarkan agar saling menghargai antarsesama manusia dalam batasan-batasan yang ditentukan oleh agama Islam.

Dapat kita ketahui, bahwa batasan toleransi dalam Islam adalah tidak memasuki urusan atau wilayah keagamaan dari masing-masing pemeluk agama atau tidak mencampurkan ibadah. Umat Islam boleh menerima bantuan dari nonmuslim asal tidak ada fitnah yang besar yang bersifat agama atau politik yang membahayakan dan umat Islam tidak boleh membantu dalam kemaksiatan, juga tidak boleh berpakaian dengan simbol-simbol khas keagamaan mereka yang bisa menegaskan tentang pembenaran ajarannya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN