Sesi Paling Produktif Dalam Perundingan AS dengan Taliban

 
Sesi Paling Produktif Dalam Perundingan AS dengan Taliban

LADUNI.ID, Zalmay Khalilzad, Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, menggambarkan putaran terakhir perundingan damai dengan Taliban yang berlangsung di Doha, Qatar sebagai sesi paling produktif. Khalilzad mengatakan, pihaknya dan Taliban akan kembali bertemu pada Selasa mendatang.

Khalilzad dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya pada Minggu (7/7) "Masih ada pekerjaan penting yang harus dilakukan sebelum kita memiliki perjanjian. Tapi putaran terakhir pertemuan berjalan sangat produktif, " kata

Diplomat AS kelahiran Afghanistan itu kemudian mengatakan bahwa pembicaraan damai saat ini akan dilanjutkan pada hari Selasa, setelah sebuah dialog intra-Afghanistan, yang melibatkan sekelompok delegasi Afghanistan.

Kedua belah pihak memulai putaran ketujuh perundingan pekan lalu, yang bertujuan untuk menyusun rencana penarikan pasukan militer asing yang dipimpin AS dengan imbalan jaminan olehTaliban bahwa kelompok-kelompok militan internasional tidak akan menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan pada AS dan sekutunya.

Terkait dengan penarikan pasukan, sebelumnya Presiden AS, Donald Trump mengatakan, dia ingin menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan. Namun, dia juga mengakui khawatir jika pasukan AS keluar, Afghanistan dapat menjadi basis operasi untuk melakukan serangan teroris terhadap AS.

Dalam sebuah wawancara, Trump mengatakan, masalah dengan menarik 9.000 tentara AS dari Afghanistan adalah bahwa negara akan menjadi laboratorium untuk teroris. "Saya menyebutnya Harvard teroris," kata Trump.

Dia menceritakan percakapannya dengan para pejabat militer AS, di mana Trump memberi tahu mereka tentang keinginannya untuk memindahkan pasukan. Trump mengatakan, para pejabat militer AS memperingatkannya, bahwa akan lebih baik untuk memerangi teroris di Afghanistan daripada di dalam negeri.

Bahkan, jika AS memang akan menarik semua pasukanya, Trump mengatakan, Washington akan meninggalkan kehadiran intelijen yang sangat kuat di Afghanistan.