al-Qur'an Bukan Kitab Sastra

 
al-Qur'an Bukan Kitab Sastra

LADUNI.ID - Al-Qur'an menantang siapa pun yang merasa hebat dalam kesusastraan, kebahasaan, atau pakar apa pun. Tantangan Al-Qur'an tidak main-main redaksinya menggunakan kalimat perintah, "....buatkanlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar...(2:23). Ia menantang lawannya tidak hanya pada satu orang saja, bersama-sama pun Al-Qur'an siap bertanding.
.
Tantangan itu sudah ratusan tahun, namun sampai hari ini belum ada yang mampu menandinginya. Bila ada kata-katanya yang menarik, isinya terkadang amburadul. Bila isinya baik, kalimatnya kacau. Bila kedua-duanya baik, tapi tidak memiliki nilai, kalimat i'jaznya tidak tampak sama sekali. Walau sekelas Musailamah As-syair pun hanya dibuat tertawaan, puisi kataknya tak mampu menandinginya.
.
Gaya bahasanya membuat musyrikin bertekuk lutut, mereka bersyahadat, karena para penyairnya yang dibanggakan tidaklah ada apa-apanya.

Hukum yang termaktub di dalamnya untuk kebaikan manusia, bukan kyahali dan permainan kata semata. Ia sesuai dengan fitrah manusia yang tidak bertentangan dengan rasionalitas manusia, bahkan manusia pun kadang tidak mampu menakarnya, bukan karena anrasional, tapi belum mampu melihatnya lebih dalam, sehingga bermunculan tafsir-tafsir untuk menguapkan mutiara di dalamnya.
.
Kisah-kisahnya bukanlah dongeng, bukan kisah kyahali, ia benar adanya dengan bukti tempat sejarah yang telah terbuka. Walau ia bukan kitab sejarah, tapi mengungkap sejarah. Walau ia bukan kitab kisah, tapi menceritakan dengan cerita yang menakjubkan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN