Ribuan Wanita di Inggris Kini Berlomba Jadi Muallaf, Ini Alasannya

 
Ribuan Wanita di Inggris Kini Berlomba Jadi Muallaf, Ini Alasannya

LADUNI.ID, Jakarta – Berdasar data Faith Matters, sebuah organisasi nirlaba bidang multi-keyakinan, tahun lalu tercatat sebanyak 3.466 atau dua pertiga dari jumlah keseluruhan mualaf (5.200 orang) perempuan kulit putih Inggris yang menjadi mualaf.

Jumlah mualaf di Inggris terus bertambah. Hingga tahun 2010, tercatat sebanyak 100 ribu Muslim baru di negeri ini. Angka ini meningkat dua kali lipat dari satu dasawarsa lalu.

"Mereka umumnya mengaku muak dengan imoralitas dan konsumerisme Inggris," demikian tulis mereka. Data ini juga menyebutkan, dari segi gender, kebanyakan mualaf adalah perempuan kulit putih usia 20-30 tahunan.

Berdasar angka ini, organisasi itu menyebut tengah terjadi gelombang "Islamifikasi" di Inggris. Survei mengungkapkan,  hampir dua pertiga mualaf adalah perempuan, lebih dari 70 persen adalah kulit putih dan usia rata-rata pada saat konversi iman adalah 27 tahun. Namun, selain mengaku muak dengan imoralitas dan konsumerisme, beberapa beralasan bahwa Islam lebih kompatibel bagi Inggris.

Survei yang dilakukan oleh Kevin Brice dari Universitas Swansea, menyebut budaya Inggris tengah bergerak ke aspek negatif. "Mereka diidentifikasi sebagai penyuka alkohol dan mabuk-mabukan,  kurangnya moralitas, dan permisif dalam soal seks serta memiliki konsumerisme yang tidak terkendali," ujarnya.

Sembilan dari sepuluh mualaf wanita mengatakan mereka mengubah gaya berpakaiannya setelah menjadi Muslim "menjadi lebih konservatif". Lebih dari setengahnya mulai mengenakan jilbab dan bahkan 5 persen telah memakai burka.

Lebih dari setengah juga mengatakan mereka mengalami kesulitan setelah menjadi mualaf karena sikap negatif di antara keluarga mereka.

Tahun lalu Lauren Booth, saudara ipar mantan perdana menteri Tony Blair, menarik perhatian yang luas ketika ia mengumumkan bahwa ia telah masuk Islam.

"Konversi menjadi Muslim bukan tentang tekad untuk merusak cara hidup Barat. Ini hanya sekelompok orang normal yang bersatu dalam kepatuhan mereka untuk agama yang mereka, dan untuk sebagian besar dari mereka melihat Islam sebagai kompatibel dengan kehidupan Inggris," tulis mereka.

Laporan ini menyebut sekitar 5.200 pria dan wanita telah mengadopsi Islam selama 12 bulan terakhir, termasuk 1.400 di London. Hampir dua pertiga adalah perempuan.

Laporan juga mengatakan jumlah mualaf yang memutuskan untuk berpindah agama menjadi Muslim karena tertarik ide  ekstrimisme "sangat kecil jumlahnya'. Fiyaz Mughal, direktur Faith Matters menyatakan, konversi ke Islam telah distigma oleh media dengan mengaitkan pada ideologi ekstremis dan praktek budaya diskriminatif.

"Padahal kondisinya tidak demikian," pungkasnya.

(Sumber: Republika)