Ziarah di Makam KH. Achmad Shiddiq Kediri, Penggagas Trilogi Ukhuwah

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Achmad Shiddiq Kediri, Penggagas Trilogi Ukhuwah

 

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Achmad Shiddiq adalah Ulama Kharismatik berwajah teduh dan menyejukan ketika dipandang mata ketika bertemu. KH Achmad Shiddiq adalah Rais Aam PBNU semasa Gusdur menjadi Ketua Umum PBNU. Beliau Rois Aam Syuriah PBNU tahun 1984-1991.

Semasa remaja dulu, ketika mondok di pesantren Tebu Ireng, beliau pernah menjadi sekretaris pribadi Kyai Wahid Hasyim saat memegang jabatan ketua. MIAI, ketua NU dan Menteri Agama. Bagi Kiyai Achmad Shiddiq, tidak hanya ilmu KH. Hasyim Asy’ari yang diterima, tetapi juga ilmu dan bimbingan Kyai Wahid Hasyim direnungkannya secara mendalam. Suatu pengalaman yang sangat langka, bagi seorang santri.

Dalam Munas NU tahun 1983 dan Muktamar NU 1984 di Situbondo, beliau Konseptor Penerimaan NU pada Pancasila, yang kemudian beliau terpilih sebagai Rois Aam Syuriah PBNU dan Gus Dur sebagai Ketua Umum Tanfidziyah. Duet ini semakin memperkuat NU sebagai kekuatan Islam Kultural yg rahmatan lil alamin. KH. Achmad Shiddiq pula penggagas 3 jenis ukhuwah (persaudaraan), ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah (kebangsaan) & ukhuwah basyariyah (kemanusiaan). Beliau sangat mencintai Gus Dur, dalam kepemimpinannya Gus Dur sering dianggap nyeleneh, tapi KH. Achmad Shiddiq selalu membela, khususnya saat Gus Dur dipertanyakan kiai-kiai sepuh.

Profil

KH. Achmad Shiddiq yang nama kecilnya Achmad Muhammad Hasan, lahir di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926). Ia adalah putra bungsu Kiyai Shiddiq dari lbu Nyai H. Zaqiah (Nyai Maryam) binti KH. Yusuf.

KH. Achmad Shiddiq ditinggal abahnya dalam usia 8 tahun. Dan sebelumnya pada usia 4 tahun, KH. Achmad Shiddiq sudah ditinggal ibu kandungnya yang wafat ditengah perjalanan di laut, ketika pulang dari menunaikan ibadah haji. Jadi, sejak usia anak-anak, KH. Achmad Shiddiq sudah yatim piatu. Karena itu, Kiai Mahfudz Shiddiq kebagian tugas mengasuh Achmad, sedangkan Kiai Halim Shiddiq mengasuh Abdullah yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan banyak mewarisi sifat dan gaya berpikir kakaknya (Kiai Mahfudz Shiddiq).

KH. Achmad Shiddiq memiliki watak sabar, tenang dan sangat cerdas. Wawasan berfilkirmya amat luas baik dalam ilmu agama maupun pengetahuan umum.

Guru-Guru Beliau
KH. Mahfudz Shiddiq
KH. Hasyim Asy'ari

Lokasi Makam

KH Achmad Shiddiq dimakamkan di kompleks makam Auliya,Tambak Mojo, Kediri. Di makam itu juga sudah dimakamkan 2 orang Auliya sebelumnya.

Haul

Haul KH. Achmad Shiddiq diadakan setiap tahun sekali di pesantren Al-Shiddiqi Putera Jember. Haul beliau diperingati pada bulan Rajab untuk tanggal haul akan diberitahukan pihak keluarga besar pesantren Bendo kedirAl-Shiddiqi Putera Jember.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Achmad Shiddiq banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kediri saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Komplek Pemakaman Auliya Tambak Mojo, Kediri.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Achmad Shiddiq , dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

 

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kediri di antaranya:
Sambal Tumpang, Carang Mas, Coklat Tempe, Batik Kediri,Getuk Pisang Kediri, Tahu Takwa, Tahu Pong