Niat Mandi Hadas Besar dan Hikmahnya

 
Niat Mandi Hadas Besar dan Hikmahnya
Sumber Gambar: Foto oleh Max Vakhtbovych dari Pexels

Laduni.ID, Jakarta - Dalam rangka menghilangkan hadast besar tidak cukup hanya melakukan wudhu saja, akan tetapi wajib melakukan mandi. Ada bebarapa hal yang menyebabkan seseorang wajib mandi junub. salah satunya ialah keluarnya mani dari alat kelamin laki-laki atau perempuan, baik karena mimpi basah, mempermainkannya, ataupun gairah yang ditimbulkan penglihatan atau pikiran. Kedua, jimak atau berhubungan seksual, meskipun tidak mengeluarkan mani.

Mandi janabah penting karena ia berkaitan dengan ibadah-ibadah lain, baik yang fardhu maupun sunnah. Orang yang dalam keadaan junub dilarang, antara lain melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi Ka'bah, melafalkan ayat Al-Qur'an, dan menyentuh mushaf.

Lalu bagaimanakah cara mandi janabah yang benar? Dalam mandi janabah seseorang wajib melaksanakan dua rukun.

Pertama, Niat. Yakni kesengajaan yang diungkapkan dalam hati. Bila ia mampu melafalkan juga secara lisan, hal ini lebih utama. Contoh lafal niat tersebut adalah:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."

Berdasarkan madzhab Imam Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.

Kedua, mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut/bulu. Tubuh diasumsikan sudah tidak mengandung najis.

Selain hal-hal yang wajib itu, ada juga sejumlah kesunnahan dalam mandi janabah. Imam al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah secara teknis menjelaskan adab mandi janabah dengan cukup rinci mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar lagi.

  1. Saat masuk ke kamar mandi ambilah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
  2. Bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
  3. Berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya. Lalu pungkasi dengan menyiram kedua kaki.

Ketiga, mulailah mandi janabah dengan mengguyur kepala sampai tiga kali--bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadats dari janabah.

Keempat, guyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian bagian badan sebelah kiri juga hingga tiga kali. Jangan lupa menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali; juga menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya). Pastikan air mengalir ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan--kalaupun tersentuh, berwudhulah lagi.

B. HIKMAH MENGHILANGKAN HADAST BESAR
Dalam kitab Alfiqh Almanhaji Ala Al Madzhab Al Imam Al Syafii disebutkan ada tiga hikmah syariat mandi.

Pertama, mendapatkan pahala. Mandi secara syariat adalah terhitung ibadah. Oleh karena itu, bagi yang mau menjalankan perintah agama akan mendapat pahala yang besar. Selain itu, Abu Malik Al Asy’ari meriwayatkan hadis:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ (رواه مسلم)

Rasulullah saw. bersabda: “Kesucian (kebersihan) adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim).
Dalam hadis tersebut sangat jelas dikatakan bahwa bersuci adalah setengah atau bagian dari tanda iman seseorang yang mau menjalankan perintah agama. Sebagian lainnya adalah wudu.

Kedua, mendapatkan kebersihan. Seorang muslim yang mandi, maka badannya akan bersih dari kotoran atau keringat yang menempel atau mengenainya. Dan kebersihan ini akan menjaganya dari hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit dan mendatangkan aroma yang wangi/sedap.

Sehingga hal ini pun dapat mengundang rasa cinta dan kasih di antara manusia lainnya. Artinya jika badan seseorang itu bersih, maka orang-orang yang dekat dengannya pun senang, tidak merasa jijik. Aisyah r.a. pernah berkata:

كَانَ النَّاسُ أَهْلَ عَمَلٍ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ كُفَاةٌ فَكَانُوا يَكُونُ لَهُمْ تَفَلٌ فَقِيلَ لَهُمْ لَوِ اغْتَسَلْتُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. (رواه مسلم)

“Dulu orang-orang merupakan pekerja keras, yang tidak memiliki pelayan. Sehingga tubuh mereka mengeluarkan bau yang tidak sedap. Maka dikatakan kepada mereka “Seandainya kalian mandi pada hari Jumat.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Berbagai Macam Jenis Mandi yang Terdapat dalam Agama Islam

Ketiga, mendapatkan rasa semangat. Karena tubuh yang diguyur air ketika mandi itu menumbuhkan rasa semangat. Serta hilang rasa lesu, letih dan malas. Terlebih jika ia telah menjalani hal-hal yang mewajibkan mandi seperti berhubungan badan yang membuat badan lemas. Maka, syariat mewajibkan mandi untuk membangkitkan semangat umat muslim lagi.

Itulah tiga hikmah melakukan mandi wajib dan sunnah dalam Islam. Yakni, mendapatkan pahala, kebersihan badan dan menumbuhkan semangat.

Sumber :

  1. Kitab Al-Fiqh Almanhaji Ala Al Madzhab Al Imam Al Syafii
  2. Kitab Kasyifatus Saja

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada  Sabtu, 17 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.