Rembug Budaya Haul Gus Dur ke-10 Hasilkan 10 Rekomendasi, Ini Isinya
LADUNI.ID, Ciganjur - Forum Rembug Budaya yang dilaksanakan di Ciganjur, Sabtu (28/12), dihadiri oleh berbagai kelompok masyarakat dengan menghadirkan beberapa pemantik diskusi dan penanggap, telah menghasilkan beberapa butir pemikiran dan rekomendasi sebagai berikut:
Tantangan Kebudayaan Kita Saat Ini
- Eksploitasi alam. Orientasi pembangunan yang menekankan pertumbuhan ekonomi (ekonomi ekstraktif) dan pengabaian pengetahuan tradisional telah mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
- Modernitas yang dibanggakan tidak digali secara maksimal dari pengetahuan dan kearifan tradisional.
- Ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kelompok rentan (perempuan dan anak, minoritas agama dan kepercayaan, difabel, dll): kelompok mayoritas memperoleh ruang ekspresi yang jauh lebih besar, sebaliknya kelompok minoritas terus mendapat tekanan serta keterbatasan ruang ekspresi.
- Segregasi ruang antar kelompok masyarakat berdasarkan perbedaan identitas yang merupakan sisa-sisa praktik berpikir kolonial.
- Moderasi kelompok: masyarakat majemuk rentan perpecahan sementara daya moderasi dan rekonsiliasi kultural makin merosot.
- Dehumanisasi akibat teknologi serta kegagapan teknologi, tercermin dari gencarnya produksi konten dengan mengabaikan konteks.
- Ultrakonservatisme agama yang menguat dan menantang kebudayaan.
- Politisasi kebudayaan dan agama yang mengakibatkan ketegangan dan perpecahan.
- Kebudayaan yang berorientasi pada pasar: contohnya konten media sosial yang didominasi oleh hal-hal yang banal, produksi film dibuat berdasarkan petimbangan selera pasat bukan bukan dari misi membangun peradaban, pusat literatur hanya terkonsentrasi di Jawa yang berdampak pada berkurangnya minat baca.
- Kontribusi Indonesia terhadap pengembangan kebudayaan dunia masih minim.
- Negara belum mengelola kebudayaan secara efektif.
- Masyarakat sipil sebetulnya sudah kuat namun belum solid.
Rekomendasi untuk Kebudayaan Saat Ini
- Kebudayaan harus melestarikan kemanusiaan dengan menangkap pergumulan kemanusiaan, khususnya pengalaman hidup kelompok-kelompok rentan/lemah seperti perempuan, penghayat kepercayaan, difabel, dll.
- Gerakan dan kebijakan kebudayaan harus membangun ekosistem kebudayaan yang partisipatoris, sehingga pengenbangan kebudayaan tidak bertumpu pada elitisme kebudayaan.
- Negara dan masyarakat harus mengedepankan pendekatan kebudayaan sebagai bentuk pengelolaan keberagaman dan instrumen resolusi konflik.
- Negara harus menjadi fasilitator dalam tata kelola kebudayaan, dengan menjadikan kebudayaan sebagai kata kerja, sumber pengetahuan, dan elan vital dalam membangun peradaban yang lebih manusiawi.
- ...
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Tags
Memuat Komentar ...