Petani Sukses Asal Cianjur Ini Bisa Raup Rp 500 Juta dan Jadi Duta Petani Milenial

 
Petani Sukses Asal Cianjur Ini Bisa Raup Rp 500 Juta dan Jadi Duta Petani Milenial

LADUNI.ID, Jakarta - Di tengah pesimisme dunia pertanian dewasa ini, seorang pemuda asal Cianjur, Jawa Barat mungkin bisa menjadi contoh petani milenial yang sukses. Adalah Sandi Octa Susila (26), seorang petani yang sukses dan bisa meraup keuntungan hingga Rp 500 juta per bulan.

Oleh karena kesuksesannya, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menobatkan Sandi Octa Susila sebagai salah satu ‘Duta Petani Milenial’.

Pria yang akrab disapa Sandi ini sekarang sudah membina 385 petani dan pengelolaan lahan seluas 120 hektare tersebar di berbagai wilayah dengan omset sekitar Rp500 juta per bulan. Bahkan ia juga telah memiliki 141 item holtikutura yang dihasilkan di antaranya tomat, buncis, cabai dan kembang kol.

“Lahan pribadi 8 hektare, mendapat amanah dari PTPN 8 mengelola 94 hektare, kurang lebih dengan yang lain jadi 120 hektar. Alhamdulillah omset sekitar Rp500 juta kalau lagi tinggi sampai Rp800 juta,” terang Sandi, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman wartatani.co pada Senin (3/2) kemarin.

Kesuksesan Sandi dalam bertani tidak lepas dari pengalamannya terjun di sektor pertanian. Sandi bercerita bahwa dirinya sudah menggeluti bisnis pertanian sejak 2015 lalu.

“Saya mulai usaha tahun 2015, awal itu saya semester 5 bekerjasama kecil-kecilan dengan fast food. Setelah itu, sampai saat ini saya mengelola 25 klien hotel-hotel memasok hasil pertanian di wilayah Bogor. Segmen kita modern market,” ceritanya.

Hingga kini, Sandi tengah bersiap diri untuk memenuhi permitaan komoditi sayuran di antaranya jengkol dan daun singkong diekspor ke Dubai. Rencananya, ekspor itu akan dimulainya akhir tahun ini.

“Kita sedang menggarap permintaan Timur Tengah dari Dubai. Komoditas yang susah di sana jengkol dan daun singkong. Kita tahap uji coba mempelajari costingnya karena kita memberangkatkan lewat pesawat, karena sayuran harus segar. Insya allah akan dimulai tahun ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Pertanian saat ini menargetkan mencetak 1 juta petani milenial setiap tahun. Jika itu tercapai bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengalahkan Amerika dalam hal sektor pertanian serta menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045 mendatang.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nusyamsi berharap supaya pertanian berjalan makmur harus terus didorong secara massif.

“Harapan kita, setiap tahun ada 1 juta petani milenial kalau ini berjalan dengan baik makmur Indonesia. Sekarang jumlahnya kurang dari 1.000, tapi jika terus didorong dengan masif saya yakin bisa,” jelas Dedi, beberapa bulan lalu dalam acara Jambore Petani Milenial di Kebun Raya Cibodas, Cianjur.

Kementan dalam hal ini juga terus menggejot para petani milenial yang ada melalui berbagai bimbingan dan pemahaman teknologi pertanian. Dengan begitu, mereka dapat menularkan hal postif dan mengajak kaum milenial lain terjun ke sektor pertanian

“Jadi selain regulasi tapi inovasi juga harus didukung kita ada dari Badan Litbang dan perguruan tinggi ke petani milenial. Kita punya Politeknik Pertanian, alumni kita dorong, kita kasih modal berwirausaha dengan harapan mengembangkannya,” ungkapnya.

Dedi juga mengajak kaum milenial Indonesia tidak gengsi untuk terjun ke dunia pertanian. Menurutnya, pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia. Sehingga peluang pusaha untuk ekspor produk pertanian sangat menjanjikan.

“Jangan gengsi. Intinya duit. Kalau misalnya di satu tempat sektor pertanian duitnya, banyak semut-semut akan datang,” jelasnya.