Kisah Sedih Erlande Menulis di Daun Pisang karena Tak Mampu Beli Buku

 
Kisah Sedih Erlande Menulis di Daun Pisang karena Tak Mampu Beli Buku

LADUNI.ID, Jakarta - Kisah sedih dan menyentuh datang dari perjuangan seorang anak untuk tetap belajar dan bersekolah meski dalam kekurangan. Kisahnya dibagikan oleh seorang guru bernama Arcilyn Balbin Azarcon di Facebook, Selasa (3/3).

Dalam unggahan tersebut, sang guru terlihat seorang anak tengah serius mencatat semua pelajaran dari papan tulis menggunakan daun pisang. Anak itu bernama Erlande Monter yang sekolah di Lianga National Comprehensive School, Filipina.

"Saya bilang kepada semua murid untuk mengeluarkan buku tulis dan mencatat semua pelajaran yang ada di papan tulis. Saat itu saya berkeliling di dalam kelas untuk mengamati para murid, kemudian saya menemukan seorang murid menulis menggunakan daun pisang," tulis Arcilyn, dalam unggahannya di Facebook, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman detik.com pada Rabu (05/03).

Berdasarkan penelusuran gurunya itu, ternyata Erlande membawa daun pisang ke sekolah karena keluarganya tak mampu membeli buku tulis. Namun semua itu tidak membuat Erlande patah semangat untuk menuntut ilmu.

Arcilyn juga menceritakan bahwa ketika Erlande mengumpulkan daun pisang itu di antara buku tulis milik temannya, ia tetap semangat dan tidak merasa malu. Bahkan Erlande masih sibuk mengecek tulisannya sebelum ia kumpulkan.

Tentu saja unggahan Arcilyn tentang Erlande ini jadi viral dan menuai banyak pujian dari netizen. Banyak netizen yang mengumpulkan uang untuk membantu Erlande membeli buku tulis.

"Semoga Tuhan memberkatimu. Terus lah belajar dengan giat, kamu akan sukses suatu hari nanti," puji seorang netizen.

"Saya ingin membantu anak ini. Tolong berikan saya informasi keluarganya atau rekening agar saya bisa menyumbang uang untuknya," pungkas netizen lainnya.

Tak pernah sekali pun, lanjut Arcilyn, kekurangannya ini membuatnya malu dan menghentikan cita-citanya menjadi seorang tentara. Bahkan Erlande juga sering menggambar di atas daun pisang tersebut mirip seperti anak-anak lainnya.

Berkat bantuan dari banyak orang, Erlande bisa membeli buku tulis dan peralatan sekolah lainnya sehingga ia tak harus menggunakan daun pisang lagi.

Sementara itu, di Tangerang juga ada Putra, sosok murid sekolah dasar berusia 12 tahun yang setiap harinya selalu berjualan cilok agar tetap bisa sekolah.