Ziarah di Makam Habib Mundzir al-Musawa, Sang Sulthonul Qulub

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Habib Mundzir al-Musawa, Sang Sulthonul Qulub

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta -  Habib Mundzir al-Musawa beliau ulama besar yang mempunyai majelis terbesar di Indonesia, Yakni Majelis Rasulullah yang pusatnya di Jakarta.

Pada tahun 1998 Habib Mundzir kembali ke Indonesia, beliau mulai berdakwah sendiri di Cipanas. Namun karena kurang berkembang, beliau memindahkan dakwahnya ke Jakarta pada Majelis Malam Selasa, dengan mengunjungi rumah-rumah murid sekaligus teman, murid-muridnya lebih tua dari beliau, dan berasal dari kalangan awam.

Ketika kemudian dimulai Maulid Dhiya'ullami jama'ah semakin banyak, selanjutnya majelis mulai berpindah-pindah dari mushola ke mushola, semakin terus bertambah banyak, maka mulailah majelis dari masjid ke masjid. Sehingga Habib Munzir mulai membuka majelis di malam lainnya dan menetapkannya di Masjid Al-Munawar. Majelis semakin berkembang hingga mulai membutuhkan kop surat, undangan dan sebagainya.

Semenjak itu mulai muncul ide pemberian nama, para jamaahnya mengusulkan memberikan nama Majelis Habib Mundzir, namun beliau menolak lantas menetapkan nama Majelis Rasulullah.

Dakwahnya Habib Mundzir semakin meluas hingga jutaan jamaah yang menyentuh semua kalangan dan berbagai wilayah, mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Mataram, kalimantan, Sulawesi, Papua, Singapura, Malaysia, hingga sampai ke Jepang.

Beliau mendapat julukan Sulthonul Qulub karena dakwah beliau timbul dari hati, tanpa ada perlakuan dan perkataan kasar. Menurut Habib Nabil, yang memberikan gelar “Sulthonul Qulub” adalah Guru Mulia Al'-'Allamah Al-Habib Umar bin Hafidz, karena beliau sangat kagum kepada Habib Munzir

Profil

Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa atau lebih dikenal dengan Mundzir Al-Musawa atau Munzir lahir pada 23 Februari 1973  di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Habib Mundzir al-Musawa adalah anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Fuad bin Abdurrahman al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim al-Musawa. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya, Ramzy Fuad al-Musawa, Nabiel Al Musawa, Lulu Fuad al-Musawa serta Aliyah Fuad al-Musawa.

Nasab
Mundzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-Musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar As Sakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah SAW.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi Habib Mundzir al-Musawa

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

1. Al-Habib Abdurrahman Assegaf
2. Habib Umar bin Hafidz

Lokasi Makam

Habib Mundzir memiliki penyakit asma kronis sejak kecil dan sering keluar-masuk rumah sakit. Pada tahun 2012 ia pernah dirawat di RSCM Jakarta karena penyakit radang otak. Habib Mundzir dinyatakan wafat secara medis saat berada di RSCM pada taggal 15 September 2013 jam 15:30 WIB pada usia 40 tahun.

Habib Mundzir dimakamkan di pemakaman umum Habib Kuncung di Kalibata, Jakarta pada hari Senin 16 September 2013 sekitar jam 13:00 WIB, setelah disholatkan di masjid Al-Munawwar Pancoran.

Lokasi Makam Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa berada di Pemakaman Habib Kuncung, Jalan Rawajati Timur II, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan

Haul

Haul Habib Mundzir Al-Musawa diperingati setiap tahun sekali di Masjid Al-Munawwar Pancoran, Jakarta Selatan. Haul Habib Munzir Al-Musawa diadakan selama dua hari, Rangkaian acaranya adalah : Parade 1000 hadrah dari masjid Al-Munawwar Pancoran sampai ke Makam Habib Munzir Al-Musawa, hari kedua Puncak acara Haul Akbar di Masjid Al-Munawwar Pancoran, Jakarta Selatan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Habib Mundzir Al-Musawa banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Jakarta saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek Pemakaman Habib Kuncung, Jakarta Selatan.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Habib Mundzir Al-Musawa, dibukakan akal pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam mencari rezeki, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Pendiri Majelis Rasulullah

Majelis Rasulullah SAW merupakan salah satu Majelis Dzikir dan Shalawat pemuda terbesar di Jakarta pimpinan Habib Mundzir Al-Musawa. Majelis Rasulullah telah sering kali mengadakan kegiatan di Monumen Nasional (Monas), seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tabligh Akbar yang dihadiri banyak ulama nasional dan internasional, di antara adalah Habib Umar bin Hafidz, ulama dunia kenamaan Kota Tarim, Yaman yang juga merupakan Guru dari Habib Mundzir Al-Musawa. Gubernur DKI hingga Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menghadiri dan menyampaikan sambutannya serta sejumlah pesan dalam kegiatan Majelis Rasulullah, demikian juga tokoh nasional lainnya.

Nama “Majelis Rasulullah.” dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Habib Mundzir Al-Musawa lulus dari menuntut ilmu di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi Muhammad SAW yang dengan itu umat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Jakarta di antaranya:
Kerak Telor, Putu Mayang, Kue Kembang Goyang, Roti Buaya, Telur Gabus Keju, Kue Semprong, Akar Kelapa, Tape Uli, Biji ketapang, Bir pletok, Dodol Betawi, Geplak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

yang Sudah Mengunjungi Ziarah di Makam Habib Mundzir al-Musawa, Sang Sulthonul Qulub

  • Sukroni Sukroni