KH Sholeh Abdul Hamid dan Dukun yang Punya Ilmu Mandal

 
KH Sholeh Abdul Hamid dan Dukun yang Punya Ilmu Mandal

LADUNI.ID, Nganjuk - Kemarin, Mbah Gampil Nganjuk datang ke rumah. Belau ini salah satu santri yang dekat dengan Abah Sholeh Abdul Hamid karena sering mengawalnya saat keluar kota. Sehingga Mbah Gampil banyak tahu tentang sesuatu yang, tidak diketahui santri  pada umumnya, bahkan termasuk saya sebagai menantunya.
 
Mbah Gampil yang punya bakat spiritualis dan aktif mengisi pengajian umum di Nganjuk, Jombang, Bojonegoro, Madiun, Kediri dll  ini kemarin berkisah banyak hal tentang pengalamannya bersama Abah Sholeh. Satu saja yang akan saya kisahkan sebagai pelajaran.

Dahulu pernah ada santri anaknya orang kaya yang  membawa HP Nokia (ingat ya santri dilarang bawa HP) dan kebetulan HPnya  hilang. Lalu Cak Agus Bedu yang juga  salah satu santri yang sering menemani Abah Sholeh malah dicurigai, tapi saat ditanya apa mengambil HP? Tentu Cak Agus yang lugu dan pendiam ini menjawab tidak. Ada sekitar lima santri malah menuju dukun yang punya ilmu mandal yang rumahnya arah  pasar legi. Maka lima santri itu membawa foto para santri yang dicurigai termasuk foto lima santrl tu sendiri. 

Lalu sang dukun dengan perantara anak kecil menyuruh kepada si anak  itu agar melihat ke kuku jempol sang  dukun yang sudah dikomat-kamit. Si anak mengamati kuku sang dukun dan melihat gambar seseorang di dalam kuku. Selanjutnya semua foto yang dibawa para santri ditunjukkan ke anak  tadi. Si anak menunjuk foto Cak Agus Bedu. Sontak para santri mulai memendam rasa marah karena sebelumnya Cak Agus Bedu saat ditanyai bilang tidak mengambil.

Santri langsung pulang ke pondok dan mencari Cak Agus Bedu.Ketemu Cak Bedu, langsung saja dibawa ke kamar dengan ditutupi sarung selanjutnya dipukuli. Cak Agus yang asal Sidoarjo itu wajahnya bengap dan tidak berani keluar pondok.

Mbah Gampil kebetulan masuk kamar dan tahu ada Cak Agus yang mukanya bengap, kagetlah dia. Lalu ditanya apa yang terjadi. Selanjutnya Mbah Gampil melaporkan hal itu ke Abah Sholeh. Abah Sholeh memerintah ke Mbah Gampil agar para santri yang memukuli itu tidak boleh kemana-mana selama lima hari. Pas hari kelima selesai riyadloh, Abah Sholeh memanggil lima anak santri dan langsung menunjuk satu dari lima santri itu, "Kamu yang mencuri." Benar, si santri yang sebelumnya ikut memukuli Cak Agus itu mengaku nyolong HP. 

***

Pelajarannya, jangan gampang percaya kepada dukun bila belum tahu track recordnya. Tentu tidak semua dukun jelek. Asal tahu ya, dukun bisa juga ditipu dan dibujuki jin. Tapi ya juga jangan selalu menganggap jin adalah tukang mbujuki dan menipu, manusia pun ada tidak sedikit yang ahli mbujuki dan ahli nipu. 

Contohnya, saat korona ini saja ada yang mbujuki dan menipu entah dengan menyebar hoaks atau mengambil keuntungan dari kegalauan massal masyarakat.

***

Sejak semalam saya mencari foto Abah Sholeh yang bersama saya, eh tidak ketemu. Adanya malah saat saya jadi penganten...hihihi...

Memang pada waktu itu HP hanya berfungsi untuk nelpon dan SMS saja, fasilitas HP berkamera belum ada atau jarang, pun saya juga gak suka pegang HP, tambahan, saat itu saya juga gak hobi ikut berfoto ria, walhasil jarang koleksi foto jadul.

Oh ya, manten anyar dipacaki apa saja manut termasuk benges hehe